Data dari GLOBOCAN pada 2012 menyebutkan bahwa limfoma merupakan salah satu dari sepuluh penyakit yang paling banyak diidap di dunia, namun baru-baru ini ditemukan sebuah terapi baru atasi kanker limfoma. Kematian akibat penyakit ini, masih sangat tinggi, yakni mencapai setengah dari kasus baru.
Di indonesia sendiri, diperkirakan terdapat lebih dari 14.500 pasien limfoma. Disampaikan dokter spesialis hematologi onkologi medik, RS Kanker Dharmais, Hilman Tadjoedin, limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.
"Limfoma disebabkan oleh sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh kita untuk menangkal infeksi bakteri, jamur, dan virus, namun kemudian menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa," ujar dr Hilman pada acara 'Rudy Soetikno Memorial Lecture' di Bintaro, Tangerang, Sabtu (27/1/2018).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pada dasarnya limfoma terbagi menjadi dua tipe yakni limfoma Hodgkin (LH) dan limfoma Non-Hodgkin (LNH). Jenis kanker limfoma non-hodgkin paling banyak diidap yakni sebesar 90 persen, dan sisanya adalah penderita limfoma hodgkin.
"Rata-rata harapan hidup pasien yang terdeteksi kanker limfoma dengan keganasan tertentu adalah lima tahun," tambah dia.
Namun baru-baru ini sebuah penelitian terkini yang dilakukan Prof. Rummel MJ, MD, PhD, dari Rumah Sakit Universitas Giessen di Jerman, menemukan terapi terbaru dalam mengobati kanker limfoma. Terapi ini adalah obat onkologi Bendamustine.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Rummel menjelaskan bahwa Bendamustine merupakan obat antitumor teralkilasi dengan aktivitas unik yang memiliki cincin benzomidozale menyerupai purine. Dengan pemberian obat ini, Ia menjelaskan, angka kematian pasien lebih sedikit jika dibandingkan dengan angka kematian pasien dengan perawatan CHOP-R.
"Dari pasien yang mendapat perawatan Bendarnustine R tersebut, sebanyak 73,9 persennya mendapatkan keberlangsungan hidup hingga 10 tahun," tambah dia.
Selain memperpanjang harapan hidup pasien, Prof Rummel menyebut bahwa terapi terkini berbentuk injeksi ini dapat menurunkan tingkat keganasan kanker limfoma. Dari penelitian yang dilakukannya, 37 pasien yang diobati dengan Bendamustine melaporkan adanya 39 keganasan sekunder, sementara 40 pasien yang mendapatkan perawatan dengan cara lain mendapati 47 keganasan sekunder.
Baca Juga: Cara Ini Bisa Turunkan Risiko Kanker Hingga 50 Persen
"Data ini menunjukkan bahwa Bendamustine merupakan terapi alternatif terbaik bagi para pasien Limfoma Non Hodgkin," tegasnya.
Di Indonesia, Bendamustine sudah diproduksi di dengan merek Fonkomustin oleh PT Fonko International dan didistribusikan oleh PT Ferron Par Pharmaceuticals. Krestijanto Pandji selaku Presiden Direktur PT Ferron Par Pharmaceuticals mengatakan bahwa saat ini Bendamustine dalam proses masuk dalam formularium nasional agar bisa digunakan pasien BPJS, sehingga dapat digunakan sebagai terapi baru atasi kanker limfoma non-hodgkin.
"Dibandingkan dengan obat original, Bendamustine harganya lebih terjangkau. Visi misi kita memang ingin membuat obat ini bukan hanya komersil tapi bagaimana bisa membantu masyarakat Indonesia mendapatkan kualitas hidup lebih baik," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global