Suara.com - Bayi berusia 8 bulan di Surabaya, Rayyanza Hamizan Meyfiddanca, terserang virus langka yakni virus Kawasaki.
Dokter Spesialis Anak dr Agus Harianto SpA(K) di Surabaya mengatakan, bayi tersebut saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Siloam Surabaya.
"Hingga kini belum diketahui penyebab virus ini. Virus Kawasaki ini biasanya menyerang anak-anak usia di atas lima bulan. Namun, orang dewasa juga bisa terkena virus ini," kata lelaki spesialis dari RSUD dr Soetomo itu dilansir Antara, Selasa (30/1/2018).
Lantas, apa sebenarnya virus Kawasaki? Dan, seberapa berbahayanya bagi penderita yan terinfeksi virus tersebut? Berikut ulasan lengkap dari Hello Sehat.
Awalnya Demam dan Ruam Merah
Demam berhari-berhari dan ruam merah anak pada anak sering kali dianggap sepele oleh kebanyakan orangtua. Padahal gejala ini merupakan salah satu gejala penyakit pada sistem jantung dan pembuluh darah yang rentan menyerang anak kecil, yaitu penyakit Kawasaki.
Penyakit Kawasaki menyerang pembuluh darah arteri dan menyebabkan inflamasi atau peradangan pada dinding pembuluh darah sepanjang tubuh. Pada kasus lebih lanjut, penyakit ini bisa merambat ke pembengkakan pembuluh darah arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung, dan menyebabkan berbagai penyakit pembuluh darah dan jantung yang lebih lanjut.
Tidak hanya itu, penyakit ini juga menyerang kelenjar getah bening, kulit, dan selaput lendir di dalam mulut, hidung, dan tenggorokan, sehingga sering kali disebut sebagai mucocutaneous lymph node syndrome.
Penyakit ini umumnya menyerang anak yang berusia di bawah lima tahun, sering kali pada kisaran umur satu hingga dua tahun. Gejalanya yang mirip dengan penyakit-penyakit yang dianggap ‘ringan’ membuat penyakit ini sering terlambat didiagnosis.
Menurut seorang konsultan jantung anak, Dr. Najib Advani SpA (K), MMed. (Paed), kebanyakan pasien baru ditangani pada saat mereka sudah berada dalam fase sub akut, di mana sudah terjadi kelainan jantung. Hal ini sangat berisiko mengingat penanganan yang terlambat akan berakibat fatal bagi anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara