Suara.com - Pasien Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) di Indonesia kini memiliki sebuah harapan baru untuk penanganan penyakitnya, karena BPOM telah menyetujui obat inovatif pirfenidone sebagai salah satu pilihan pengobatan. IPF sendiri merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh luka parut yang bersifat progresif pada paru-paru sehingga menyebabkan pasien kesulitan bernapas.
Disampaikan dr. Sita Andarini, PhD, Sp.P (K), Ketua Pokja Interstitial Lung Disease, akses terhadap pirfenidone sangat penting karena manfaat yang ditawarkannya dapat meningkatkan kualitas hidup pasien IPF.
"Data telah menunjukkan bahwa pirfenidone menjaga fungsi paru-paru dengan menghambat progresivitas IPF dengan penurunan risiko kematian dan menawarkan terapi dengan profil keamanan yang baik serta memiliki pengalaman klinis selama hampir 10 tahun," ujar dr. Sita pada temu media yang dihelat Roche Indonesia, Jumat (2/3/2018).
Ia menambahkan, IPF dikategorikan sebagai penyakit langka dan penyakit orphan oleh European Medicines Agency (EMA, 2011), The US Food and Drug Administration (FDA, 2014), dan Japanese Pharmaceutical and Medical Devices Agency (PDMA, 2008).
Alasannya karena prevalensinya yang rendah dan secara umum merupakan penyakit kronis yang mengancam nyawa penderitanya, dan obatnya pun dikategorikan sebagai obat orphan.
Menurut Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), berdasarkan prevalensi diperkirakan di Indonesia terdapat 5.577 kasus IPF pada tahun 2017.
“Diagnosis sesungguhnya cukup rendah terkait berbagai faktor, mulai dari rendahnya pengetahuan masyarakat dan dokter umum, serta kurangnya akses terhadap diagnosis dan pengobatan yang tepat. Tingkat kematian akibat IPF juga lebih banyak daripada jenis kanker seperti kanker payudara, ginjal, dan kulit," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Lucia Erniawati, Head of Market Access and Corporate Affairs of PT Roche Indonesia mengatakan bahwa disetujuinya peredaran obat ini oleh BPOM dapat memberi pilihan terapi baru yang meningkatkan kualitas hidupnya.
“Hari ini merupakan hari bersejarah bagi pasien dan keluarga pasien IPF, yang hidup dengan penyakit mematikan serta tidak bisa disembuhkan ini," tandasnya.
Baca Juga: Barcelona Gagal Menang, Valverde Soroti Penalti Las Palmas
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara