Suara.com - Meski menjadi pusat rujukan nasional untuk penyakit kanker, namun jumlah dokter spesialis kanker anak di RS Kanker Dharmais hanya empat orang. Hal ini diungkapkan Prof. Dr. H. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT – KL(K), MARS, Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais.
"Jumlah dokter spesialis kanker anak kami baru 4 orang. Kita inginnya ada 10. Rekruitmen kita lakukan terus menerus untuk mencukupi kebutuhan ini," ujar Prof Abdul Kadir pada temu media di Jakarta, Senin (26/3/2018).
Padahal prevalensi kanker anak di Indonesia sendiri cukup tinggi, mencapai 5 per 100 ribu penduduk atau sekitar 16.291 jiwa. Untuk meningkatkan jumlah spesialis kanker anak di RS Kanker Dharmais, Abdul mengatakan bahwa pihaknya berniat mengirim dokter dan perawat ke Belanda untuk menambah keahlian khususnya di bidang onkologi anak.
"Visi kami bukan hanya sekedar rujukan nasional, tapi bagaimana bisa setara dengan pusat kanker Internasional yang ada di Singapura, Jepang, Korea. Kami yakin dan percaya untuk mengubah ini adalah dengan capacity building. Tidak cuma memperbaharui gedung dan alat, tapi pola pikir," tambah dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, anak yang mengidap kanker hanya memiliki tingkat harapan hidup 40 hingga 50 persen. Alasannya, kata dia, kanker pada anak selalu terlambat dalam penanganan. Sebagian besar orangtua tak menyadari bahwa buah hatinya mengalami tanda-tanda kanker.
"Orangtua tidak punya pengetahuan tentang gejala kanker pada anak. Kanker sudah telanjur parah dan menjalar ke bagian tubuh lain, sehingga pengobatan menjadi terlambat dan harapan hidup anak pun semakin kecil," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!