Suara.com - Jumlah pasien kanker yang tak sedikit di Indonesia membuat mereka mendirikan perkumpulan atau komunitas untuk saling menyemangati satu sama lain. Di Indonesia sendiri, jumlah komunitas pasien maupun penyintas kanker cukup banyak.
Baru-baru ini, para pasien kanker ini pun mengukuhkan diri dalam satu wadah bernama Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI). Tercatat ada 13 komunitas bergabung, antara lain Yayasan Kanker Payudara (YKPI), Yayasan Kanker Indonesia (YKI DKI Jakarta), Yayasan Kanker Indonesia Pusat (YKI), Lovepink, Bandung Cancer Society, Yayasan Peduli Kanker Priangan, Think Survive, Makassar Cancer Care Community, Meta Menggala, Pink Shimmer Inc, Reach to Recovery Surabaya, Bali Pink Ribbon, serta Cancer Information and Support Center (CISC).
Aryanthi Baramuli, Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) yang merupakan salah satu pencetus A2KPI, mengatakan tujuan didirikannya wadah baru ini adalah untuk menyuarakan harapan pasien maupun penyintas kanker kepada pembuat kebijakan agar menyediakan akses yang setara terhadap pelayanan yang berkualitas, menjamin ketersediaan obat, dan kemudahan fiskal.
"Kami juga berharap pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, meninjau kembali kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan kanker perempuan serta memperluas upaya pencegahan, deteksi, dan pengobatan dini, serta melibatkan pasien dalam proses pembuatan kebijakan kanker perempuan," ujar Yanthi pada peluncuran A2KPI di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Dalam kesempatan yang sama, Shanti Persada, salah satu pendiri Lovepink, mengatakan selain obat dan fasilitas pelayanan kanker yang harus ditingkatkan, ia juga meminta pemerintah untuk memudahkan pasien melakukan registrasi online. Dengan sistem online, pasien tak perlu mengantri berjam-jam untuk mendapatkan penanganan dari dokter.
"Sudah sakit, suami harus bolos kerja lalu antri BPJS dari jam 5 pagi. Belum tentu ketemu dokter. Belum lagi ongkosnya yang nggak ditanggung BPJS. Saya harap pemerintah bisa mempertimbangkan registrasi online agar bisa memudahkan pasien untuk berobat," tambah dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital