Suara.com - Usia ternyata tak hanya memengaruhi kondisi tubuh, tapi juga kebutuhan nutrisi seseorang. Perempuan membutuhkan asupan nutrisi yang berbeda di setiap fase usianya. Hal ini disampaikan oleh Susan Bowerman, Senior Director Worldwide Nutrition Education and Training Herbalife Nutrition. Pemahaman ini sangat penting diketahui agar perempuan bisa hidup seimbang dan menikmati hidup sehat.
Berikut beberapa nutrisi yang perlu dipenuhi perempuan dalam setiap jenjang usia, menurut Susan Bowerman.
Usia 20-an
Asupan air putih harus sangat diperhatikan. Alasannya, aktivitas yang padat pada fase usia ini kerap membuat perempuan lupa memenuhi kebutuhan cairannya. Susan pun mengimbau untuk selalu membawa botol air besar setiap beraktivitas agar Anda dapat mencukupi kebutuhan cairan 2 liter per hari.
Susan juga mengingatkan perempuan untuk memerhatikan asupan kalsium dan asam folat. Jangan lupa, di usia 20-an tubuh masih membangun tulang. Tulang akan kuat hanya akan didapat jika Anda setidaknya mengonsumsi 1.000 mg kalsium setiap hari. Nutrisi tersebut bisa didapat dari beberapa jenis makanan seperti yoghurt, susu, tahu, sarden, dan sumber kalisum lainnya.
Usia 30-an
Perempuan di usia 30-an seharusnya sudah tidak menerapkan pola makan seperti masa remaja. Di usia 30-an, metabolisme mulai melambat dan perempuan mulai kehilangan massa ototnya. Susan menyarankan untuk mengganti asupan makanan yang berasal dari olahan karbohidrat, seperti roti dan kue atau minuman manis, dengan asupan makanan segar dan air putih.
Jangan lupakan olahraga secara rutin. Massa otot perempuan akan menurun sekitar lima persen setiap dekade, dan ini dimulai ketika Anda menginjak usia 30 tahun. Untuk menjaga massa otot, tambahkan sedikit olahraga beban ke dalam porsi olahraga harian. Selain itu, jangan lupa mengonsumsi protein dalam jumlah yang memadai untuk membantu menghindari hilangnya massa otot.
Usia 40-an
Jangan heran jika kadar kolesterol dan tekanan darah semakin naik. Ini karena Anda semakin dekat dengan fase menopause. Lindungi jantung Anda dengan olahraga rutin dan konsumsi makanan sehat. Pilihan terbaik adalah sayuran berwarna hijau gelap dan buah-buahan segar.
Di fase ini, kata Susan, penting untuk memerhatikan asupan vitamin D yang akan membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih baik. Selain itu, vitamin D juga dapat membantu menjaga sistem imun tetap kuat dan melindungi Anda dari risiko kanker payudara dan kanker usus besar. Ingat, simpanan vitamin D di dalam tubuh akan menurun saat memasuki usia 40.
Antioxidan seperti vitamin A, C, dan E juga akan membantu mencegah atau menunda kerusakan sel yang akan menyebabkan penuaan. Makanan yang direkomendasikan pada fase ini adalah paprika merah, jeruk, wortel, ubi jalar, dan kacang-kacangan.
Baca Juga: Sahur Bareng, Raisa Terheran-heran Hamish Daud Lakukan Ini
Usia 50-an
Berdasarkan data dari The National Heart, Lung and Blood Institute, risiko penyakit jantung pada perempuan menjadi lebih tinggi ketika menginjak usia 50-an. Konsumsi serat akan membantu menekan tingkat kolesterol dalam tubuh, yang akan berdampak baik pada kesehatan jantung. Serat juga akan menjaga Anda untuk kenyang lebih lama guna membantu mengontrol berat badan anda.
Beberapa penelitian memaparkan bahwa 10-30 persen orang berusia 50 tahun ke atas mengalami penurunan kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin B12. Maka dari itu, perlu dipertimbangkan untuk menambahkan suplemen vitamin B12 dan meningkatkan asupan Omega 3 dengan mengonsumsi makanan seperti ikan salmon, minyak ikan, dan lainnya.
Usia 60-an
Anda memiliki banyak waktu luang di fase ini, yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan baru seperti pergi berlibur, mengikuti kursus, atau berolahraga. Pokoknya, apapun yang dapat melatih fisik dan kinerja otak secara rutin.
Asupan nutrisi ditambah dengan probiotik menjadi penting pada fase usia ini. Alasannya, kesehatan pencernaan berubah seiring bertambahnya usia. Berkurangnya bakteri baik di tubuh akan diikuti dengan penurunan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting. Maka dari itu, perlu mengonsumsi probiotik untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik di dalam tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!