Suara.com - Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan kasus meninggalnya 10 orang di India setelah terpapar virus nipah yang ditularkan oleh kelelawar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus nipah termasuk kategori zoonosis yang menyebabkan infeksi berat pada manusia dan juga hewan. Virus ini menginfeksi berbagai hewan dan dapat menular pada manusia hingga menyebabkan kematian.
Gejala setelah terinfeksi virus nipah ini sendiri merujuk pada penyakit lainnya meliputi sakit kepala, demam, nyeri otot, radang tenggorokan, dan muntah yang dapat disertai dengan kondisi mengantuk, pusing, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lainnya.
Dalam beberapa kasus, infeksi virus nipah juga dapat menyebabkan pneumonia dan masalah pernapasan yang berat. Dalam kasus yang parah, kejang akibat infeksi virus ini dapat menyebabkan seseorang koma dalam kurun 24 hingga 48 jam. Namun, diperlukan waktu 5 hingga 14 hari untuk menunjukkan tanda dan gejala ini.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis infeksi nipah adalah tes RT-PCR yang menggunakan cairan tubuh serta pemeriksaan antibodi melalui ELISA. Tes lain seperti tes polymerase chain reaction (PCR), tes immunosorbent enzyme-linked (ELISA), dan isolasi virus oleh kultur sel juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.
Pasien yang telah terinfeksi virus ini akan diobati dengan perawatan standar seperti menjaga agar tidak dehidrasi dan mengatasi gejala muntah dan mual.
Menurut WHO, penyebab kelelawar menjadi penular virus ini ke manusia adalah habitat mereka yang kerap dihancurkan oleh manusia sehingga mereka menjadi stres dan kekebalan tubuh menurun. Akibatnya, mereka pun terinfeksi virus di air seni dan air liur mereka.
Untuk mencegah paparan virus nipah, WHO merekomendasikan masyarakat untuk menghindari paparan langsung dengan babi dan kelelawar yang sakit, serta menghindari konsumsi tanaman mentah karena berisiko terinfeksi air liur atau air seni kelelawar. Hingga kini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus nipah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang