Suara.com - Kita selalu disarankan untuk terhidrasi dan minum air putih yang cukup agar tubuh tetap bugar dan sehat, tapi tahukah Anda bila kebanyakan minum justru bisa menyebabkan keracunan air?
Ya, sebuah penelitian baru menunjukkan minum terlalu banyak air ternyata dapat berakibat buruk bagi tubuh.
Studi tersebut mengungkap bahwa minum terlalu banyak air dapat menyebabkan akumulasi cairan berlebih dan dapat menyebabkan kadar natrium menjadi rendah, yang berbahaya dalam darah atau bahkan pembengkakan otak. Hal tersebut sering dinamakan keracunan air atau intoksikasi air.
Lantas apa sih keracunan air itu? Dilansir dari Boldsky, kondisi ini didefinisikan saat kadar natrium dalam darah menjadi rendah (hiponatremia). Kondisi ini terjadi ketika seseorang minum air berlebih tanpa penggantian natrium yang memadai sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Dokter mengatakan bahwa asupan air normal harus 8 hingga 10 gelas sehari.
Lebih lanjut pakar kesehatan juga menjelaskan bahwa keracunan air juga bisa disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut:
1. Minum air secara kompulsif
Minum air secara kompulsif yang dikenal sebagai polidipsia psikogenik dan itu terkait dengan penyakit mental.
2. Kombinasi banyak cairan
Keracunan air dikaitkan dengan kombinasi banyak cairan dan juga peningkatan sekresi hormon anti-diuretik, yang menyebabkan ginjal bergantung pada air.
3. Kelainan ginjal dan gastroenteritis
Hiponatremia yang tidak disengaja juga bisa terjadi karena kelainan fungsi ginjal dan gastroenteritis.
4. Intervensi medis
Keracunan air juga disebabkan oleh penyakit yang ditangani oleh intervensi medis seperti penggunaan elektrolit, pemberian makan nasogastrik, obat-obatan neurologis atau psikiatri.
Sedangkan gejala hiponatremia umum sebagai berikut:
1. Mual dan muntah
2. Sakit kepala, kebingungan dan disorientasi
3. Gejala psikotik seperti perilaku yang tidak pantas, delusi, psikosis dan halusinasi
4. Kesulitan bernafas
5. Kelemahan otot, nyeri, kram dan kelelahan
6. Sering buang air kecil
7. Perubahan detak jantung tidak teratur dan tekanan darah
8. Kejang, herniasi batang otak, koma, kantuk berat dan masalah pernapasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!