Suara.com - Jumlah kasus kanker yang didiagnosis di seluruh dunia setiap tahun meningkat hampir sepertiga dalam dekade terakhir. Itu artinya, jutaan orang akan didiagnosis kanker dalam hidup mereka.
Para peneliti mengatakan ada kekhawatiran akan peningkatan kanker kulit, paru-paru dan kolorektal, yang sebagian besar sebenarnya dapat dicegah dengan mengatasi kebiasaan gaya hidup seperti berhenti merokok dan diet.
Global Burden of Disease Cancer Collaboration mengaudit tingkat diagnosis dan kematian 29 jenis kanker di seluruh dunia setiap tahunnya.
Laporan terbarunya yang diterbitkan dalam jurnal Onkologi JAMA, seperti dilansir Independent.co.uk menunjukkan, ada 17,2 juta kasus kanker, dan 8,9 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia pada 2016.
Namun, pertumbuhan terbesar terlihat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yakni negara berkembang yang menjadi target pasar industri raksasa tembakau dan masuknya makanan murah dalam beberapa dekade terakhir.
"Kami menyoroti pentingnya memfokuskan upaya pengendalian tembakau pada negara-negara indeks demografi sosial yang lebih rendah (SDI). Untuk menghindarinya negara-negara ini harus mengalami tragedi kematian terkait tembakau yang tidak perlu, yang saat ini harus dihadapi oleh negara-negara SDI," jelas para penulis penelitian.
Hingga saat ini, kanker paru-paru tetap menjadi kanker pembunuh terbesar di dunia, terhitung 20 persen dari semua kematian pada 2016. Meski demikian pada perempuan, kanker payudara masih menjadi penyebab kematian terbesar.
Para penulis menambahkan bahwa semakin meningkatnya polusi udara dari mobil dan sumber industri bahkan bahan kimia rumah tangga, harus dianggap sebagai "faktor risiko penting" untuk mengurangi kematian akibat kanker paru.
Meningkatnya popularitas alkohol di samping makanan olahan dan gaya hidup juga merupakan faktor yang berkontribusi pada peningkatan kanker kolorektal. Hasi Audit terkini menemukan Australia dan Selandia Baru memiliki tingkat diagnosis kanker paling tinggi.
"Sementara peningkatan kanker paru-paru, kolorektal, dan kulit selama dekade terakhir memprihatinkan, potensi pencegahan sangatlah penting," kata Dr Christina Fitzmaurice, asisten profesor kesehatan global di University of Washington.
Upaya pencegahan yang penting seperti pengendalian tembakau, intervensi diet, dan kampanye promosi kesehatan yang lebih luas perlu ditingkatkan dalam menanggapi peningkatan kanker yang berhubungan dengan gaya hidup.
Kenaikan kanker akibat gaya hidup telah diimbangi sebagian oleh penurunan kanker leher rahim dan perut, yang disebabkan oleh penyakit menular seperti human papilloma virus (HPV).
Sayangnya, di beberapa negara berkembang, perawatan kanker masih dianggap belum maksimal, karena program vaksinasi dan skrining biayanya mahal. Akibat kondisi ini menyebabkan mereka yang tinggal di beberapa negara berkembang itu empat kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker serviks, yang merupakan pembunuh kanker terbesar di wilayah ini.
Karenanya, tak heran jika begitu banyak kematian akibat kanker di negara-negara berkembang. Sementara di negara-negara maju, harapan hidup mereka lebih panjang dan program skrining nasional berada di peringkat teratas untuk diagnosis baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental