Suara.com - Kelas bersepeda stasioner mungkin menawarkan latihan yang efektif untuk membakar kalori, tapi tahukah Anda kalau latihan ini ternyata juga bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Popularitas kelas bersepeda stasioner memang jadi favorit di gym, karena selain menjanjikan pembakaran kalori yang efektif, olahraga ini juga relatif menyenangkan dan membantu melatih kekuatan tubuh bawah Anda.
Namun, hati-hati jika Anda baru pertama kali mengikuti kelas ini, karena olahraga berintensitas tinggi ini dapat mengakibatkan rhabdomyolysis, sindrom serius yang disebabkan oleh cedera otot. Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine.
Rhabdomyolysis terjadi ketika trauma otot yang parah akibat kurangnya oksigen, menyebabkan otot pecah dan pecahannya masuk ke dalam aliran darah, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal.
Kondisi ini biasanya ditemukan pada korban dengan kondisi tubuh yang hancur, seperti korban keruntuhan bangunan, jatuh, atau kecelakaan mobil. Namun, terbayangkah Anda bahwa kondisi yang sama bisa dialami hanya karena kelas bersepeda stasioner?
Setengah dari orang-orang yang mengalami rhabdomyolysis, tidak ada gejala apapun dan mereka akan memperbaiki dirinya sendiri. Tetapi bagi mereka yang ototnya mengalami kerusakan parah, akan mengalami gejala yang lebih serius, seperti warna urin gelap, nyeri otot, mual, dan lemas.
Komplikasi umum rhabdomyolysis adalah kadar mioglobin yang tinggi dalam darah, yang dapat menyebabkan gagal jantung dan gagal ginjal, demikian menurut American Academy of Family Physicians.
Menurut Dr. Maureen Brogan, peneliti utama studi ini yang sekaligus spesialis ginjal di Westchester Medical Center, ada cara aman agar kelas bersepeda tetap bisa dilakukan oleh pemula.
“Lakukan putaran secara perlahan di awal," katanya. Masalahnya, Anda menggunakan beberapa otot terbesar di tubuh, seperti paha depan dan gluteus maximus, pada tingkat yang intens.
Baca Juga: Ini Harga Tiket Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan
Tapi tak usah khawatir, bagi Anda yang sudah terbiasa erolahraga, kelas bersepeda stasioner bukanlah ancaman. Tetapi jika Anda adalah seorang pemula, untuk menghindari risiko kerusakan ginjal di kemudian hari yang bisa berujung pada dialisis atau bahkan kematian, akan jauh lebih bijaksana jika Anda selalu memulainya dengan gerakan perlahan atau memilih olahraga lain yang berintensitas rendah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis