Suara.com - Diabetes selama ini sering dikaitkan dengan perilaku tak sehat seperti banyak mengonsumsi makanan tinggi gula. Namun sebuah penelitian terkini menyebut bahwa paparan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Planetary Health ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara polusi udara dan diabetes. Dr. Ziyad Al-Aly, peneliti senior dari Washington University, mengatakan bahwa temuan ini menegaskan partikel yang dihirup selama ini tidak hanya memengaruhi kesehatan paru tapi juga kerja insulin.
"Sepuluh atau 15 tahun yang lalu, kami berpikir bahwa polusi udara menyebabkan pneumonia, asma, dan bronkitis. Tidak lebih dari itu," kata Philip Landrigan, dekan di Sekolah Kedokteran Icahn di Mount Sinai di New York.
Menurut penelitian sebelumnya, partikel di udara seperti debu mikroskopis, asap, dan jelaga dapat masuk dan menyebar melalui aliran darah dan paru-paru. Pada gilirannya, hal ini dapat memengaruhi fungsi organ seperti jantung dan ginjal.
"Kami sekarang tahu bahwa polusi udara adalah penyebab penting dari penyakit jantung dan stroke, serta berkontribusi terhadap penyakit paru-paru kronis, kanker paru-paru, dan penyakit ginjal kronis," ujar Landrigan.
Ia menambahkan, polusi udara dapat mengurangi produksi insulin dan memicu peradangan dalam tubuh. Kondisi ini dapat memengaruhi proses pengubahan glukosa darah menjadi energi yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko diabetes.
"Dalam skala global, polusi udara diperkirakan telah menyumbang 14 persen dari semua kasus diabetes baru pada tahun 2016, atau sekitar 3,2 juta kasus diabetes," tambah dia.
Negara berpenghasilan rendah seperti India, menghadapi risiko lebih besar karena memiliki level cemaran udara yang tinggi. Begitu juga dengan negara-negara yang dilanda kemiskinan seperti Afghanistan, Papua Nugini, dan Guyana.
Sementara itu, negara-negara kaya seperti Perancis, Finlandia, dan Islandia menghadapi risiko yang lebih rendah, sementara Amerika Serikat menghadapi risiko sedang. Di antara penduduk Amerika, 150 ribu kasus baru diabetes per tahun dikaitkan dengan polusi udara.
Baca Juga: Salah Sebut Nama Anak Unta, FPI 'Geruduk' Kebun Binatang Surabaya
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara