Suara.com - Hari Anak Nasional 2018 (23/07) mengambil tema Anak Indonesia, Anak Genius. Di sini, makna genius bukan merujuk kepada tingkat kecerdasan tertentu, namun akronim dari Gesit, Empati, beraNi, Unggul, Sehat.
Dari sisi kesehatan, dr Eni Gustina MPH, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa stunting masih menjadi potret permasalahan yang dialami anak-anak Indonesia. Hal ini terjadi tidak hanya ketika anak lahir namun sejak berada dalam kandungan.
"Bagaimana pun, ketika memasuki fase kehamilan hingga persalinan, calon ibu dituntut untuk memperhatikan asupan gizi serta nutrisi untuk buah hati tercinta. Dengan harapan, kondisi ini dapat menekan angka kematian ibu dan memastikan anak lahir dalam kondisi sehat," ujar dr Eni Gustina dalam temu media Peringatan Hari Anak Nasional di Kementerian Kesehatan, Selasa (24/07/2018).
Hal yang sama disampaikan Dr dr Soedjatmiko, SpA(K), MSi, pakar tumbuh kembang anak. Lelaki yang juga menjabat sebagai Guru Besar Kesehatan Anak FKUI ini mengatakan, untuk membuat anak "Genius" maka persoalan anak stunting dan gizi buruk harus lebih dahulu dicegah.
Ia menyebutkan bahwa 20 persen bayi lahir di Indonesia pendek, atau tingginya kurang dari 48 cm dan 10 persen bayi lahir berat dengan badan kurang dari 2,5 kg.
"Kalau anak lahir dalam kondisi ini dan 1.000 hari pertama kehidupan selanjutnya tetap begini, maka anak jadi tetap stunting atau pendek, kurang gizi kronis, sering sakit dan sulit untuk menjadi anak "Genius"," tambah dia.
Ia menambahkan, kalau saat balita tubuhnya pendek, maka saat remaja tinggi anak itu juga cenderung pendek. Maka pada usia lanjut akan berisiko pula mengidap penyakit metabolik, jantung, obesitas, diabetes, hipertensi.
"Remaja pendek akan memiliki masalah bila menikah di saat remaja. BIla selagi remaja sudah hamil maka janinnya berisiko kurang gizi, kurang iodium, anemia dan pendidikan rendah. Kalau siklus ini tidak dihentikan, maka 30 persen generasi kita akan jelek," imbuhnya kemudian.
Oleh sebab itu dari sisi kesehatan, dr Soedjatmiko mengatakan bahwa ibu hamil, bayi baru lahir, dan anak hingga usia dua tahun harus menjadi prioritas. Untuk bumil atau ibu hamil, ia menganjurkan agar memenuhi kebutuhan gizi yang cukup. Ini demi memastikan buah hatinya di dalam kandungan tumbuh sehat, serta rajin memeriksakan diri ke dokter.
Baca Juga: Timnas Berkuda Asian Games Datangkan Pelatih Asal Irlandia
"Ketika anak sudah lahir, beri makanan gizi seimbang dan cukup seperti ASI, MPASI, sarapan pagi, makan siang, makan malam. Jaga kebersihan makanan, minuman dan imunisasi. Beri stimulasi dan kasih sayang setiap hari. Pantau pertumbuhan anak dengan kurva pertumbuhan dan perkembangan dengan buku KIA," tandas dr Soedjatmiko.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah