Suara.com - Setiap tanggal 21 Juli, warga Amerika Serikat memperingatinya sebagai Hari Junk Food Nasional. Selama satu hari ini seseorang bebas memakan junk food tanpa rasa bersalah. Sayangnya, hingga kini tak diketahui siapa pencetus pertama hari junk food nasional.
Junk food adalah istilah untuk makanan yang mengandung kadar gula, lemak, garam, dan kalori yang tinggi. Ironisnya junk food merupakan makanan yang sering menjadi camilan. Istilah junk food mulai populer di Negeri Paman Sam sejak 1950-an.
Pada 1970-an ahli mikro biologi Michael Jacobson menilai tingkat konsumsi junk food di Amerika Serikat sudah mengkhawatirkan. Meski demikian junk food menjadai santapan favorit warga Amerika karena selalu membuat ketagihan dengan cita rasanya yang kaya.
Sejarah junk food sebenarnya sudah ada sebelum abad 19. Perkembangannya semakin pesat sejak kemunculan makanan kemasan pada akhir 1800-an.
Dengan mengonsumsi jenis makanan junk food, justru orang tidak akan merasa kenyang, sehingga hal itu akan menyebabkan makan dengan berlebihan. Nantinya akan membuat seseorang bermasalah dengan berat badan dan juga kesehatannya.
Nah, berikut bahaya dari makanan junk food jika dikonsumsi secara berlebihan.
1. Risiko penyakit diabetes
Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjangkitnya penyakit diabetes adalah karena diet yang tidak sehat, salah satunya karena makanan yang kita konsumsi merupakan makanan sampah. Ketika tubuh menyerap asupan gizi dari yang berasal dari makanan sehat, hal ini berarti tubuh mendapatkan pasokan glukosa yang membantu menjaga sensitivitas insulin.
Sedangkan ketika tubuh menyerap asupan makanan junk food, hal ini bisa mengakibatkan stres yang berlebihan pada metabolisme tubuh sehingga memengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin dengan benar. Karena junk food tidak memiliki kandungan serat, konsumsi secara langsung menghasilkan lonjakan kadar gula. Selanjutnya, konsumsi junk food menyebabkan obesitas, salah satu alasan utama untuk resistensi insulin dan pengembangan diabetes.
2. Kelelahan dan kelemahan
Junk food tidak memiliki jumlah nutrisi penting yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan serta fungsi dari semua sistem dalam tubuh seperti protein dan vitamin. Meskipun jenis makanan ini bisa membuat perut terasa kenyang dan puas, namun ia gagal dalam memberikan asupan energi instan.
Dampaknya tubuh terasa lemah dan lelah beberapa saat setelah mengkonsumsinya. Jika tubuh hanya menyerap semua jenis makanan yang tergolong junk food selama periode waktu tertentu, maka hal tersebut bisa mengakibatkan kelelahan kronis. Junk food dapat menurunkan tingkat energi tubuh ke tingkat yang mungkin menjadikan tubuh sulit atau bahkan tidak bisa melakukan rutinitas sehari-hari.
3. Depresi
Akibat terlalu sering mengonsumsi junk food, banyak perubahan hormonal terjadi, terutama pada kalangan remaja, yang membuat mereka rentan terhadap perubahan suasana hati dan perubahan perilaku. Karena mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting dalam tubuh, yang meningkatkan kemungkinan para remaja menderita depresi hingga 58%. Diet yang sehat akan sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormonal.
Selain itu, kandungan dalam makanan cepat saji seperti garam, daging olahan, nitrat, dan MSG dapat memicu terjadinya sakit kepala. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat menunjukkan bahwa makan makanan yang dipanggang seperti donat, croissant, kue, serta makanan cepat saji seperti pizza, hamburger, dan hot dog bisa menyebabkan depresi. Orang yang makan makanan cepat saji, 51 persen lebih mungkin terkena depresi dibandingkan mereka yang makan sedikit atau tidak ada makanan cepat saji.
Berita Terkait
-
Perang Dagang Makin Panas! Amerika Serikat Resmi Larang Chip Nvidia ke China
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York, Ini Fakta Menarik Zohran Mamdani
-
Mengenal Teknologi Hematologi Sysmex XQ Series, Dapat Deteksi Dini Thalassemia
-
Teknologi Purifier dan Dehumidifier Sharp: Rahasia Udara Sehat untuk Hewan Peliharaan di Rumah
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa