-Tidak pernah merasa bugar meski tetap rajin olahraga atau selalu tidur cukup.
-Mengalami perubahan persepsi tentang citra tubuh (body image) sendiri.
-Tampak kurang empati, tidak bisa/sulit memahami keadaan sosial.
Gangguan DD terjadi ketika fungsi bagian otak yang memproses emosi, empati, dan interosepsi (fungsi yang berperan dan merasakan hal yang terjadi dalam tubuh) mengalami penurunan aktivitas.
Depersonalisasi-derealisasi juga dapat terjadi karena efek samping dari paparan kimia obat yang menekan kerja otak. Obat-obatan yang umumnya memunculkan efek mati rasa emosional adalah narkotika jenis ketamine, LSD, dan ganja. Penggunaan obat-obatan medis secara legal (diawasi dokter) seperti obat antidepresan dan anticemas golongan SSRI juga bisa menyebabkan efek samping serupa.
Biasanya gejala DD membaik dengan sendirinya dengan perubahan pola gaya hidup, dukungan sosial dan seiring berjalannya waktu. Berbagai cara yang bisa dilakukan adalah:
-Mengurangi stress.
-Mengatur pola makan dan pola aktivitas.
-Mencukupkan waktu tidur.
Baca Juga: Terlalu Wangi, Shin Peniel Bikin Personel BTOB Lain Mual
-Memahami penyebab, pemicu dan sumber stress dan hindari hal tersebut dalam beberapa waktu.
-Berbagi pada orang lain tentang hal-hal yang sedang Anda rasakan, alias jangan memendam emosi.
-Menyibukkan diri dengan hal yang positif untuk mengalihkan pikiran dari stres.
-Pahami bahwa hal buruk yang sedang dialami hanya berlangsung sementara.
Apakah Anda merasakan tanda dan gejala umum depersonalisasi-derealisasi alias merasa tidak punya emosi? Konsultasikan dengan dokter atau dengan psikolog untuk mencari strategi coping stres yang lebih efektif dan aman karena mungkin ada solusi dari ilmu psikologis.
Berita ini sudah tayang di Hello Sehat dengan judul Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Pernah Merasa Bahagia, Sedih, dan Marah. Kenapa, Ya?
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental