Suara.com - Perasaan kehilangan karena ditinggal anggota keluarga memang bukan hal mudah untuk dihadapi, terutama bagi pengungsi dan korban tsunami dan gempa Palu - Donggala di Sulawesi Tengah.
Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada sebanyak 1.234 orang meninggal dunia. Tak hanya trauma karena gempa dan tsunami, korban gempa Palu juga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih dari kesedihan ditinggal anggota keluarga.
Disampaikan dr Eka Viora, SpKJ, selaku Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI), orang yang mengalami kehilangan akan timbul rasa sedih berlebihan. Mereka akan mengalami kecemasan, kaget, shock, tidak percaya dan gelisah. Jika tak cepat diatasi, maka perasaan berkabung ini bisa mengarah ke gangguan jiwa ringgan hingga sedang.
"10-20 Persen perasaan kehilangan bisa menjadi gangguan jiwa ringan hingga sedang dan membutuhkan peran psikiater," ujar dia pada temu media Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2018 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Agar tak berlanjut menjadi gangguan jiwa, Eka mengatakan dibutuhkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat untuk memberikan penguatan. Dalam kasus korban gempa Palu yang harus kehilangan anggota keluarga misalnya, dibutuhkan dukungan psikososial dari psikiater, psikolog atau relawan untuk bisa bangkit dari kesedihan.
"Kalau ada korban gempa mengalami kehilangan, biarkan dia menangis, berteriak, atau menyalahkan keadaan. Dengarkan dia, karena wajar sekali orang yang kehilangan mengalami hal demikian. Baru lakukan pendekatan setelahnya," tambah dia.
Pendekatan ini, lanjut Eka, dikenal dengan istilah Psychological First Aid (PFA), atau pertolongan pertama pada orang-orang yang mengalami masalah psikogis. Keluarga, orang terdekat atau bahkan tenaga medis dan relawan harus menghindari beberapa hal untuk membantu memulihkan kondisi seseorang yang mengalami kehilangan.
"Jangan menghakimi mereka, jangan mengasihani, jangan interupsi jika mereka menumpahkan keluh kesahnya. Dan yang terpenting, jangan labeli mereka dengan stigma tertentu," ujarnya lagi.
Dengan melakukan pertolongan pertama tersebut, orang yang mengalami kehilangan atau trauma bisa pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan intervensi dari tenaga medis. Namun, tentu saja butuh waktu tertentu hingga individu tersebut menerima kondisinya secara bertahap.
Baca Juga: Korban Gempa Palu Lakukan Penjarahan, Tanda Trauma Psikologis?
"Oleh karena itu di situasi bencana kita persiapkan tim. Kita berikan dukungan psikologi tidak hanya oleh profesi spesialis jiwa tapi juga psikolog klinis, relawan, perawat. Berikan intervensi dan guidance yang sama sehingga diberikan secara tepat," tandas dia.
Berita Terkait
-
Malaysia Kirim Tim Ahli Bencana dan Dana Rp 1,7 miliar ke Palu
-
LIPI: Gempa di Indonesia Timur Lebih Besar Ketimbang di Barat
-
Korban Gempa Palu Lakukan Penjarahan, Tanda Trauma Psikologis?
-
Luhut Bawa Isu Gempa Palu - Donggala ke Rapat IMF-World Bank
-
Instruksi Khusus Jokowi Soal Penanganan Gempa Palu-Donggala
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!