Suara.com - Anjing terapi dapat membawa sukacita dan rasa nyaman, tapi siapa sangka, anjing terapi juga dapat membawa kuman keras kepala atau superbugs.
Hal tersebut diutarakan oleh dokter dari Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore. Mereka curiga kalau hewan seperti anjing dapat meningkatkan risiko terkena infeksi pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah.
Tim dokter rumah sakit lalu membuat tes dengan menggunakan empat anjing terapi yaitu Pippi, Poppy, Badger dan Winnie. Keempat anjing mengunjungi sekitar 45 anak-anak yang mendapatkan perawatan karena kanker.
Tim dokter menemukan fakta bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu bersama anjing terapi memiliki risiko 6 kali lebih besar terkena bakteri superbugs daripada anak-anak yang menghabiskan waktu lebih sedikit dengan anjing terapi.
Misalnya bakteri MRSA atau Staphylococcus aureus resisten-methicillin. MRSA biasa hidup di kulit tanpa terlihat ada gejala yang berarti.
MRSA bisa menjadi berbahaya jika memasuki aliran darah, menghancurkan katup jantung dan menyebabkan kerusakan lainnya.
Pejabat kesehatan di Amerika Serikat mengklaim kalau bakteri MRSA telah menyebabkan 11.000 kasus kematian di AS dalam setahun.
"Entah tertutup bulu halus, bulu kasar atau sisik, hewan memiliki potensi membawa kuman yang membuat orang sakit," kata Casey Barton Behravesh dari Centers for Disease Control and Prevention.
Sebelumnya diketahui bahwa hewan seperti anjing terapi dapat membantu orang pulih dari berbagai masalah kesehatan seperti mampu meredakan rasa cemas dan sedih, menurunkan tekanan darah dan mengurangi jumlah obat yang diperlukan beberapa pasien.
Baca Juga: Tim Gabungan Buru Buaya Putih di Kali Bekasi dan Cileungsi
Lewat studi ini, peneliti menghimbau pemilik anjing untuk selalu memandikan hewan peliharaannya dengan sampo khusus sebelum melakukan kunjungan terapi.
Mereka juga meminta agar para anjing diberi desinfeksi selama 10 sampai 20 menit sekali. "Saya benar-benar melihat betapa pentingnya anjing-anjing ini untuk para pasien. Anjing terapi dapat menghiasi hari mereka," kata Kathryn Dalton, salah satu peneliti studi.
Hasil studi anjing terapi dapat membawa kuman keras kepala atau superbugs telah dipublikasikan dalam acara pertemuan ilmiah di San Francisco.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa