Suara.com - Penyakit ginjal kronis atau sering disebut gagal ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan global. Penyebab paling umum dari penyakit ginjal adalah diabetes dan hipertensi yang timbul dari gaya hidup yang malas bergerak, pola makan yang salah dan bertambahnya usia.
Disampaikan dr. Okki Ramadian Sp.PD dari Klinik Hemodialisa RenalTeam, pada penyakit ginjal tahap akhir atau gagal ginjal, ginjal berhenti berfungsi secara normal sehingga cairan ataupun kotoran mulai menumpuk di dalam tubuh.
Di sinilah pasien akan dihadapkan dengan dua pilihan yakni transplantasi ginjal atau cuci darah alias hemodialisa. Namun karena ketersediaan organ ginjal untuk transplantasi sangat kurang, kebanyakan pasien gagal ginjal akan direkomendasikan memilih perawatan hemodialisa.
"Perawatan hemodialisa mengambil alih tugas ginjal untuk membuang kelebihan cairan dan menyaring produk limbah dari darah, mengatur tekanan darah, keseimbangan elektrolit, dan produksi sel darah merah dalam tubuh. Oleh karena itu perawatan homedialisa yang tepat dan berkualitas tinggi sangat penting untuk kelangsungan kesehatan pasien," ujar dr Okki dalam temu media di Klinik Hemodialisa RenalTeam, Selasa (23/10/2018).
Pasien hemodialisa, kata Okki sangat disarankan untuk menjalani perawatan dialisis tiga kali seminggu dan mengubah gaya hidup mereka. Secara keseluruhan, olahraga rutin, diet sehat, berhenti merokok dan mengelola stres harus dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup pasien.
Dalam kesempatan yang sama, Chan Wai Chuen selaku Presiden Direktur RenalTeam Clinic menambahkan pada proses perawatan hemodialisa, air adalah faktor utama dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar dan berkualitas. Klinik RenalTeam kata dia memastikan air yang digunakan berkualitas baik, bebas dari kuman, bakteri ataupun bahan-bahan kimia lainnya.
Pasalnya pasien gagal ginjal dengan masalah kesehatan tambahan seperti diabetes, hipertensi atau penyakit kardiovaskular sangat rentan terhadap kualitas air yang buruk.
"Itu sebabnya kami dengan bangga menjadi klinik hemodialisa pertama di Indonesia yang menggunakan Reverse Osmosis (R0) Water System dari Swedia untuk memastikan kualitas air yang baik bagi seluruh proses cuci darah. R0 water system memiliki membran khusus yang didesain untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dalam air sehingga menghasilkan perawatan yang lebih baik bagi pasien," tambah Chuen.
RenalTeam Clinic sendiri kata Chuen telah memiliki 12 cabang di negara lain yakni sembilan di Singapura dan tiga di Malaysia. Sama seperti di klinik lainnya, RenalTeam Clinic di Indonesia memiliki ruang isolasi khusus untuk pasien hepatitis.
Baca Juga: Irvanto Akui Disuruh Andi Narogong Bagikan Uang ke Anggota DPR
"lnfeksi virus hepatitis sering menyerang pasien gagal ginjal, oleh karenanya kami memisahkan tempat perawatan pasien hepatitis sehingga tidak ada peluang untuk terjadi penularan," tambah Chuen.
Dalam kesempatan yang sama, Chuen juga memperkenalkan aplikasi mobile khusus pasien RenalView, di mana pasien memiliki akses ke informasi diagnosis dan rencana pengobatan mereka, kondisi kesehatan mereka, hasil laboratorium hingga obat-obatan.
"RenalView memberikan akses kepada pasien dan pihak keluarga dapat melihat catatan kesehatan mereka kapan saja dan dimana saja, sehingga diharapkan secara psikologis dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dan membantu kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan," tandas Chuen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis