Suara.com - Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Meski demikian masih banyak pasien serangan jantung yang terlambat ditangani karena ketidaktahuan atau terhambat saat perjalanan menuju rumah sakit. Padahal penanganan sesegera mungkin ini merupakan periode emas yang dapat menentukan peluang hidup pasien serangan jantung.
Padahal disampaikan kardiolog dari Bethsaida Hospital Serpong, dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD pasien serangan jantung wajib mendapat penanganan maksimal enam jam pasca serangan.
"Setiap menit yang berlalu membuat semakin banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen sehingga mati. Oleh karena itu, semakin cepat pasien dibawa ke rumah sakit maka semakin banyak yang bisa dilakukan untuk membatasi kerusakan otot jantung sehingga peluang hidup pasien Iebih besar”, ujar dr. Dasaad dalam temu media di Bethsaida Hospital, Kamis (6/12/2018).
Saat ini ada beberapa metode pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh darah koroner, mulai dari EKG serta treadmill untuk deteksi awal, hingga pemeriksaan tingkat akurasi 100 persen dengan kateterisasi jantung.
Dasaad mengatakan kateterisasi jantung merupakan teknik yang paling akurat untuk mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh darah koroner. Itu sebabnya pemeriksaan ini juga dikenal dengan sebutan gold standard.
"Tingkat akurasi EKg 30-40 persen. Treadmill 40-60 persen, MSCT 80-90 persen dan katerisasi mencapai hampir 100 persen atau gold standard," ujar dia.
Namun sayangnya, tambah dr Dasaad, masih banyak masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dengan beberapa alasan seperti anggapan soal kurangnya mutu pelayanan kesehatan rumah sakit di Indonesia, ketidakpuasan saat berkonsultasi dengan dokter, kemampuan SDM yang belum mumpuni, serta sarana dan prasarana yang masih terbatas jika dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan di luar negeri.
Padahal kata dia, sebenarnya rumah sakit di Indonesia ini sudah dilengkapi dengan teknologi canggih yang terintegrasi dengan kompetensi para dokter yang berpengalaman dibidangnya. Ia mencontohkan di Bethsaida Hospitals, pasien penyakit jantung koroner bisa ditangani oleh dokter-dokter yang berpengalaman untuk dilakukan tindakan kateterisasi jantung, angiografi serta pemasangan ring jantung selama periode emas pasca serangan.
"Saya percaya apabila rumah sakit melayani pasiennya dengan kasih seperti Iayaknya keluarga sendiri maka sesungguhnya kita bisa menarik kembali pasien-pasien yang berobat di Iuar negeri untuk bisa berobat di Indonesia, sehingga bisa menyelamatkan sebagian devisa negara," tandas dia.
Baca Juga: Bisnis Roti, Jessica Iskandar: Untuk Tabungan Baby El
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?