Suara.com - Kanker adalah penyebab kematian nomor dua di dunia. Kelompok peneliti kanker dari World Health Organization (WHO) menyatakan, setidaknya ada 18 juta kasus kanker dengan jumlah kematian sebesar 9 juta jiwa sepanjang 2018.
Sel kanker sendiri bisa hidup di semua bagian tubuh. Disampaikan Konsulen Hematologi dan Onkologi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr. Jeffrey Tenggara, Sp.PD-KHOM, setiap hari organ seperti paru, jantung, usus, hati dan lainnya terus-menerus mengalami pertumbuhan dan kematian sel secara seimbang. Kanker terjadi apabila keseimbangan ini terganggu dan pertumbuhan sel menjadi jauh lebih besar dibandingkan kematian sel.
"Seseorang yang menderita kanker umumnya menunjukkan gejala-gejala tertentu yang biasanya berhubungan dengan organ dari mana sel kanker itu berasal. Namun, tidak sedikit juga penderita baru merasakan gejala ketika kanker sudah berada di tahap akhir," ujarnya.
Ketika seseorang sudah terdiagnosa kanker, maka penanganan yang tepat harus segera dilakukan baik dalam bentuk operasi, kemoterapi, radiasi maupun lainnya. Jeffrey Tenggara mengatakan tindakan operasi bisa dilakukan dalam kasus-kasus tumor jinak, sedangkan penanganan kemoterapi bisa dilakukan tanpa maupun dengan pengobatan lainnya.
"Kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker, mengurangi kemungkinan kambuhnya sel kanker, menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker, serta mengurangi gejala atau efek samping dari kanker," imbuhnya.
Selain itu, kemoterapi, tambah dr Jeffrey Tenggara juga dapat digabungkan dengan pengobatan lain, contohnya diberikan untuk memperkecil tumor sebelum tindakan radiasi. Kemoterapi juga bisa diberikan setelah operasi atau terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang masih tersisa.
"Bentuk dan cara pemberian kemoterapi beranekaragam tergantung pada jenis kanker dan tingkat penyebarannya, histori pengobatan pasien, dan permasalahan kesehatan lain yang diderita oleh pasien," ujar dia.
Namun mempertimbangkan kompleksitas dan efek samping dari kemoterapi, pasien harus berada di bawah pengawasan dokter dan perawat yang berkompetensi selama proses kemoterapi dilaksanakan.
"Di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Unit Kemoterapi, Sistemik, dan One Day Care untuk penanganan kanker di bawah pengawasan Konsulen Hematologi dan Onkologi untuk mendampingi serta membantu pasien dalam setiap proses kemoterapi yang berlangsung," tandas Jeffrey Tenggara.
Baca Juga: Ini Trik Ayu Ting Ting Biar Tak Salah Endorse Kosmetik
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas