Suara.com - Permasalahan uang merupakan sumber dari kecemasan yang dialami banyak orang. Bahkan studi terkini menyebutkan bahwa memiliki sedikit uang dapat memiliki efek negatif bagi kesehatan jantung. Dalam studi terkini yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation terhadap hampir 4.000 orang selama 15 tahun, ditemukan bahwa pendapatan yang menurun dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung.
Untuk mengarah pada temuan ini, peneliti menganalisis penghasilan responden di awal penelitian beserta catatan medis mereka untuk masalah jantung dan kematian. Selama masa studi, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengalami penurunan pendapatan berisiko dua kali lipat lebih sering mengalami masalah jantung, dan hampir dua kali lipat mengalami risiko kematian dini, dibandingkan mereka yang memiliki pendapatan lebih stabil.
Sebagian besar ketidakstabilan pendapatan dihasilkan dari periode menganggur atau pemotongan gaji setelah berganti pekerjaan. Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang kehilangan 25 persen atau lebih dari pendapatan mereka dikaitkan dengan risiko lebih besar mengidap serangan jantung, stroke dan gagal jantung, serta kematian dini.
"Kami berasumsi bahwa penurunan pendapatan atau perubahan pendapatan mungkin tidak baik untuk kesehatan, mengingat hal ini dapat memicu stres. Tetapi kami terkejut dengan besarnya efek yang kami lihat, terutama pada populasi yang relatif lebih muda," kata Tali Elfassy, asisten profesor epidemiologi di departemen ilmu kesehatan masyarakat di University of Miami.
Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan hubungan yang kuat antara stres yang dapat dipicu oleh perubahan pendapatan dengan efek buruk pada jantung. Kondisi stres dapat berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, serta tekanan darah tinggi.
"Penghasilan rendah juga dapat memainkan peran. Begitu juga dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih buruk, karena orang-orang dengan pendapatan rendah atau tidak stabil cenderung lebih banyak merokok, berolahraga lebih jarang yang semuanya dapat menambah risiko masalah jantung," tambah Elfassy.
Bagaimanapun juga kemampuan dalam mengatasi stres bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan jantung. Anda bisa rutin berolahraga atau berjalan-jalan kaki setiap hari untuk mengurangi tekanan dari jumlah pendapatan yang tidak stabil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan