Suara.com - Negara Thailand belum lama ini melegalkan ganja sebagai bantuan medis. Tercatat Thailand adalah negera pertama dalam urusan ini.
Ganja diketahui bermanfaat dalam mengobati berbagai kondisi, termasuk glaukoma, epilepsi, nyeri kronis, dan efek samping kemoterapi.
Dilansir dari worldofbuzz, Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas Malaysia, Profesor Dato 'Dr Adeeba Binti Kamarulzaman mempertanyakan sikap Malaysia ketika menangani masalah yang berkaitan dengan rokok dan narkotika.
"Apakah kamu tahu bahwa sebungkus rokok jauh lebih berbahaya daripada 200 gram ganja, namun memiliki 200 gram membuatmu mendapat hukuman mati?" katanya.
"Dari sudut pandang medis, tidak logis pelanggaran terkait narkoba (kepemilikan ganja) mendapatkan hukuman seumur hidup," dia menambahkan.
Sebagaimana berlaku, perdagangan narkoba adalah pelanggaran berdasarkan Pasal 39B Dangerous Drug Act 1952 (wajib) yang dapat mengakibatkan hukuman mati.
Menurut Dr Adeeba, Undang-Undang Obat Berbahaya tahun 1952 saat ini perlu diamendemen, mengubah hukuman mati dan stigma yang dibawanya.
Dr Adeeba juga menyebutkan bahwa undang-undang Malaysia yang berusia 40 tahun tidak melayani tujuan perawatan dan rehabilitasi, tetapi hanya berfokus pada hukuman.
Pembicara lain, pengacara Samantha Chong mengatakan kepemilikan ganja di Malaysia sebesar 200 g harus lebih konsisten dengan hukum internasional yang lebih logis.
Baca Juga: Remaja 14 Tahun yang Rawat Dua Adiknya Seorang Diri Jalani Cek Kesehatan
"Di Spanyol, jika kamu kedapatan memiliki ganja (200 g), kamu hanya akan diberi peringatan keras dan polisi akan menyita ganjamu," tuturnya.
HiMedik.com/Yuliana Sere
Berita Terkait
-
Jirayut Ungkap Cara Unik Penetapan Wajib Militer di Thailand, Akui Was-Was Kalau Terpilih
-
Jirayut Tegaskan Bayar Pajak di Indonesia, Nominalnya Justru Lebih Besar dari Warga Lokal
-
Kini Sukses Bangun Rumah dan Beli Kebun Sawit, Jirayut Kenang Masa Sulit Jualan Kerupuk Keliling
-
Rapor Pemain Indonesia di Liga Thailand 2025, Siapa yang Paling Bersinar Musim Ini?
-
Ranking FIFA September 2025, Indonesia Turun Peringkat, Thailand Kokoh Pimpin ASEAN dengan Stabil
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025