Suara.com - Seorang wanita mendapati hal tak wajar di kulitnya setelah pulang daru berlibur. Wanita bernama Rachel Star Withers itu mulanya menyadari kemerahan dan benjolan di wajahnya saat tur media di Taiwan dan Hong Kong.
Gejala di kulitnya muncul disertai mual tiada henti, yang membuatnya tak nafsu makan dan berat badannya turun. Kondisi tersebut awalnya dikira hanya jerawat yang parah.
Namun, ketika pengobatan yang dilakukan terus-menerus tak menyembuhkan kulitnya, Rachel menyadari bahwa wajahnya mengalami penyakit yang lebih buruk daripada jerawat separah apapun. Terlebih, bercak merah di wajahnya pecah menjadi luka yang terbuka.
Wanita asal South Carolina ini pun memeriksakan kulitnya ke ahli dermatologi dan diberi tahu bahwa itu hanya jerawat biasa. Dirinya hanya diberi Accutane, perawatan retinoid yang intens untuk jerawat, tetapi tidak ada yang terjadi.
"Saya sudah menggunakannya bertahun-tahun lalu, jadi menurut saya ini bukan jerawat kistik. Ini sesuatu yang berbeda, saya tahu," katanya, dikutip HiMedik dari People, Selasa (15/1/2019). "Tapi dokternya tidak mau mendengarkan saya."
Sementara itu, ahli dermatologi yang lain memberinya lebih banyak obat, tetapi sekali lagi, tak berfungsi sama sekali. "Kondisi kulit saya bertambah buruk," kata Rachel.
"Padahal saya tidak pernah alergi pada apa pun selama ini, dan kemudian hal aneh ini muncul di dagu saya. Itu seperti karung seukuran bola ping-pong yang menyakitkan," lanjutnya.
Rachel kemudian mencoba tes alergi dan diberi obat alergi, tetapi lagi-lagi tak ada yang berubah. Ia menyebutkan, bahkan telah menemui sekitar 15 sampai 20 dokter untuk mengatasi masalahnya. Namun, semuanya berakhir sama, hingga Rachel frustrasi pada keadaannya.
Lama kelamaan Rachel mulai menderita sakit punggung, dan suatu hari saat latihan tinju, yang rutin dilakukannya, Rachel tiba-tiba tidak bisa mengangkat lengan. Sejak itu, akhirnya wanita 33 tahun ini menemukan dokter yang bersedia benar-benar membantu.
Baca Juga: Ingin Anak Lebih Tinggi? Begini Caranya
Luka di wajah Rachel diusap, dan dokter mendapati Klebsiella oxytoca tingkat tinggi, bakteri pemakan daging yang serius. Para dokter pun berjuang untuk menemukan antibiotik yang tepat untuk mengobati bakteri itu.
Selama beberapa minggu kondisi wajah Racherl terus memburuk, kulitnya mengeras, dan otot-otot wajahnya di sisi kanan mulai tak bisa bekerja. Namun, kemudian dokter lain mengirim hasil sampel dari sekaan wajah Rachel ke pusat penyakit menular Carolina Selatan, yang kemudian bersikeras meminta Rachel ke ruang gawat darurat dan mulai minum antibiotik tanpa henti.
Rachel mengatakan, pada akhir Oktober 2018, setahun setelah gejala di kulitnya muncul, sebagian wajahnya sempat akan diambil. Namun, hal itu batal dilakukan karena dua hari kemudian luka di wajah Rachel membusuk dan menumbuhkan jaringan baru. Antibiotik yang ia minum rupanya telah menghentikan semua infeksi.
Saat ini Rachel masih dalam masa pemulihan. Dirinya tak boleh melakukan kegiatan yang menguras energi, termasuk latihan tinju yang biasa ia lakukan.
Para dokter masih belum tahu persis bakteri yang menggerogoti Rachel, tetapi mereka menganggapnya semacam Klebsiella oxytoca. Mereka menilai, Rachel terjangkit saat berada di Asia, meskipun tak tahu bagaimana.
Rachel sendiri mengaku tidak kapok untuk kembali ke Taiwan dan Hong Kong. "Saya akan ke sana lagi, tentu saja," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara