Suara.com - Kemenkes Tetapkan 160 Kabupaten/Kota Sebagai Prioritas Tangani Stunting.
Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan penurunan angka stunting di Indonesia, yakni dari 37,2 persen di 2013 menjadi 30,8 persen. Meski menurun, prevalensi stunting ini masih relatif cukup tinggi. Untuk itu di 2019 ini, Kementerian Kesehatan menaikkan jumlah kabupaten/kota yang menjadi prioritas dalam penanganan stunting.
Disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH, jika pada 2018 terdapat 100 kabupaten/kota yang menjadi prioritas, maka di 2019 ini jumlahnya meningkat hingga 160 kabupaten/kota yang akan diberikan intervensi untuk penanganan stunting.
"Kita mencari kabupaten kota yang prevalensinya sangat tinggi. Mengapa di Papua daerah yang sangat sulit tidak masuk daerah prioritas untuk stunting, karena mungkin ada masalah akses dan air bersih," ujar Kirana dalam temu media beberapa waktu lalu.
Kirana mengatakan bahwa tak hanya Kementerian Kesehatan saja yang bertanggung jawab dalam mengentaskan stunting, tapi juga sektor lain. Ia berharap dukungan dari Kementerian lain seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membantu edukasi mengenai pencegahan stunting dan Kementerian PUPR dapat membantu dalam memperbaiki infrastruktur di daerah prioritas penanganan stunting.
"Semua kementerian diharapkan mendukung. Kementerian Desa mungkin juga bisa digerakkan lewat dana desa. Tapi bukan berarti di luar itu tidak ada intervensi. Informasi diberikan kepada semua kabupaten/ kota intervensi apa yang strategis. Tapi fokus kita ke 160 kabupaten/kota," imbuh dia.
Pada 2020 mendatang jumlah kabupaten/kota yang menjadi prioritas ini diharapkan akan naik menjadi 390 dan 514 kabupaten/kota di 2021.
Berita Terkait
-
Kemenkes Jamin Ketersediaan ARV
-
Sejak 2007, Prevalensi Obesitas Masyarakat Indonesia Terus Meningkat
-
Kasus DBD di Indonesia Meningkat, Kemenkes Minta Faskes Perkuat Layanan
-
2019, Kemenkes Fokus Atasi Pencegahan Stunting dan Kasus Kematian Ibu
-
Tender Obat ARV Gagal, Kemenkes Jamin Penderita ODHA Tak Perlu Khawatir
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien