Suara.com - Mengenal Mythomania, Gangguan Psikologis Para Pembohong
Pernahkah Anda dibohongi terus-terusan oleh seseorang? Jika pernah, mungkin orang tersebut menderita Mythomania. Apa itu mythomania?
Dikutip dari rilis Hellosehat, Mythomania merupakan sebuah gangguan psikologis. Suatu keadaan di mana seseorang sering melakukan kebohongan dalam jangka waktu yang lama (misalnya selama hampir seluruh hidupnya) dan terus dilakukan, meskipun tidak ada maksud keuntungan tertentu di baliknya.
Gangguan ini banyak terjadi pada mereka yang berusia 16 hingga 22 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi orang dengan kondisi ini, kebohongan adalah bagian dari hidupnya. Bahkan, tak jarang mereka juga memercayai kebohongannya sendiri sehingga tak lagi bisa membedakan mana yang fiktif dan mana yang nyata dari kehidupannya.
Namun, tudak semua orang yang suka bohong mengidap mythomania. Mythomania termasuk salah satu jenis dari kebohongan patologis. Kebohongan patologis (yang tidak normal) lainnya bisa seperti kebohongan akibat kebiasaan, penipu yang suka mengganti identitas, atau berbohong yang disertai kebiasaan impulsif, seperti mencuri atau belanja gila-gilaan.
Dari semuanya, mythomania merupakan jenis yang paling ekstrem karena menggabungkan fakta dan fantasi. Tak jarang, si pembohong juga meyakini bahwa apa yang diceritakannya adalah fakta.
Beberapa ciri yang membedakan mythomania dengan kondisi lainnya.
1. Cerita yang dibagikan terdengar sangat nyata dan mungkin saja mereka menceritakan sesuatu berdasarkan kisah nyata orang lain.
2. Mereka cenderung membuat cerita yang bersifat permanen dan stabil.
Baca Juga: Fadli Zon Kritik Debat Pilpres 2019, Panelis Hanya Pajangan
3. Cerita yang mereka buat biasanya berkaitan dengan institusi penting kepolisian, angkatan darat, dan sebagainya. Mereka pun memiliki peran penting dalam institusi atau dalam cerita tersebut. Misalnya sebagai tokoh penyelamat atau sebagai korban yang tersakiti.
Seperti gangguan psikologis lain pada umumnya, kondisi ini dapat disembuhkan dengan melakukan konseling dan penggunaan obat-obat tertentu. Bila menyadari bahwa Anda mungkin memiliki kondisi ini, ingatlah bahwa Anda perlu untuk berubah dan memperbaiki diri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!