Suara.com - Kena Kanker Penis, Apakah Mr P Pria Harus Diamputasi?
Kanker penis merupakan salah satu penyakit kanker yang hanya menyerang pria. Salah satu kekhawatiran kaum pria adalah amputasi Mr P wajib dilakukan jika mengalami kanker penis?
Dr. Poh Beow Kiong, pakar bedah urologi dari Parkway Cancer Center Singapore, mengatakan kanker penis ditandai dengan sejumlah gejala, seperti munculnya benjolan di bagian penis, ruam di bagian selangkangan, hingga bau tidak sedap di bagian kulup.
"Namun gejala ini juga ditemui pada penyakit infeksi menular seksual yang menyerang organ kelamin. Karena itu, pemeriksaan biopsi untuk melihat adanya sel kanker sangat penting dilakukan," ungkap Dr. Poh, dalam temu media di Sheraton Grand, Gandaria City, Jakarta Selatan.
Sayangnya, kebanyakan pasien kanker penis datang ketika kondisi sudah parah, alias stadium lanjut. Hal ini membuat amputasi menjadi solusi agar sel kanker tidak menyebar ke organ tubuh yang lain.
Dr. Richard Quek, pakar onkologi medis, juga dari Parkway Cancer Center, menyebut pemberian informasi soal amputasi penis kepada pasien harus dilakukan dengan hati-hati. Pasien pun biasanya akan diberikan konseling tentang apa saja yang akan ia hadapi, termasuk persiapan amputasi dan dampaknya setelahnya.
"Kami juga memiliki unit konseling sehingga pasien mendapat pendampingan dan penjelasan tentang apa saja yang akan dialaminya. Pada awalnya mungkin sulit untuk pria memutuskan untuk amputasi penis, tapi setelah diberikan pengertian bahwa risikonya kanker menyebar ke organ tubuh lain dan bisa menyebabkan kematian, pasien biasanya mengerti," jelas Dr. Quek.
Dampak Amputasi Penis
Proses amputasi penis sendiri terdiri dari dua tipe, yakni amputasi parsial dan amputasi utuh. Amputasi parsial membuat penis pria masih memiliki bentuk seperti penis biasa, hanya panjangnya yang berkurang.
Baca Juga: Konser di Arab Saudi, ISIS Pastikan Bakal Mengebom Bunuh Mariah Carey
"Ada pengurangan ukuran panjang penis yang cukup signifikan pada amputasi parsial. Namun pasien pria tetap memiliki kemampuan untuk bisa buang air kecil dengan berdiri," urai Dr. Poh.
Bagaimana dengan kemampuan seksual, apakah pasien amputasi parsial masih bisa bercinta dengan pasangan? Dikatakan Dr. Poh, hal ini menurutnya sulit dilakukan. Kemampuan ereksi masih ada, hanya saja tidak cukup keras dan panjang untuk bisa melakukan penetrasi saat bercinta.
Di sisi lain, amputasi utuh membuang seluruh bagian penis dari tubuh pria. Amputasi utuh biasanya dilakukan jika sel kanker sudah berada sangat dalam, dan berisiko menyebar ke bagian tubuh lain.
Pada pasien kanker penis yang mengalami amputasi utuh, maka kemampuan untuk buang air kecil dengan berdiri akan hilang. Hal ini dikarenakan saluran kencing juga mengalami perubahan.
"Mau tidak mau, pasien kanker penis yang diamputasi utuh harus buang air kecil dengan duduk," tutup Dr. Poh.
Berita Terkait
-
Mulia Banget, Seniman Tato Hibur Penyitas Tubuh Cacat dengan Cara Ini
-
Stigma Soal Kejantanan Bikin Penyakit Kanker Pria Semakin Parah
-
Mengenal Kanker Otak, Penyakit yang Diderita Penyanyi James Ingram
-
Sakit Perut Hebat, Ternyata Gara-gara Kanker Ovarium
-
Berjuang Lawan Kanker, Sutopo BNPB Curhat Soal Ritual Minum Obat
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental