Suara.com - Judy Castelli tak pernah menyangka dirinya bakal mengidap kepribadian ganda. Bahkan bukan hanya ada dua kepribadian dalam tubuhnya, Judy Castelli harus melewati hari-harinya yang punya 44 kepribadian.
Judy Castelli memiliki beberapa 'peran' yang datang silih berganti dalam dirinya. Kadang dia berubah jadi wanita pemalu, pria dengan suara berat, anak kecil yang suka menangis, atau malah komposer musik.
Dilansir dari New York Times, Judy Castelli adalah pasien gangguan identitas disosiatif atau kerap disebut dengan istilah kepribadian ganda.
Big Judy adalah sosok yang paling dominan dalam diri Judy Castelli. Dia juga dianggap paling kompeten dan mandiri. Berbagai wawancara pernah dilalui Judy Castelli sebagai Big Judy.
Big Judy pun terkenal sebagai seniman yang menelurkan karya-karya fantastis. Dia menggunakan seni sebagai media untuk menyalurkan penderitaannya secara positif.
Dijelaskan jika Judy Castelli melalui masa kecil dengan berbagai siksaan, baik fisik maupun mental. Hal itu membuat jiwanya terguncang tapi tidak pernah melakukan konsultasi apapun hingga bangku kuliah.
Setelah menjalani konsultasi pertamanya bersama psikiater, perjuangan untuk sembuh akhirnya dimulai. Dia menghabiskan tahun demi tahun dengan berganti psikiater. Setiap psikiater yang dia temui mengaku menyerah dengan kasusnya.
Judy sempat merasa putus asa dan berkali-kali menyilet tubuhnya sendiri. Dia juga pernah membakar diri.
Hingga suatu ketika, seorang psikiater mendiagnosis dirinya mengalami gangguan identitas disosiatif. Setelah mendapatkan pencerahan tentang kondisinya, barulah dia belajar untuk berdamai dengan 44 kepribadian yang dia miliki.
Baca Juga: Stigma Soal Kejantanan Bikin Penyakit Kanker Pria Semakin Parah
Bukan cuma itu, Judy juga mulai berpikiran terbuka dan berbalik memberikan semangat untuk orang-orang yang berjuang dengan gangguan kejiwaan. Judy getol mengampanyekan bahwa orang dengan gangguan kejiwaan juga bisa berkarya.
Karya seninya yang berjudul Slip Sliding Away ditampilkan di sampul American Psychological Association Journal edisi bulan Februari tahun 2000.
Beberapa kesibukannya antara lain berada di Board of the New York Society for the Study of Multiple Personality and Dissociation dan mendirikan Good Works Productions untuk mendidik para pasien gangguan kejiwaan sebagai seniman mozaik.
Sepekan sekali, Judy Castelli mengajarkan keterampilan komputer dan riset untuk para pasien melalui program Yaphank yang dikelola oleh L.I.F.E.
Judy juga mengelola Multiple-personality.com dan Mental-health-matters untuk membantu para penderita gangguan mental dalam mencari bantuan dan menemukan inspirasi hidup.
Pengalaman hidup Judy yang pernah menderita karena punya 44 kepribadian bisa jadi inspirasi. Menjadi seseorang dengan gangguan kejiwaan memang tidak mudah dan untuk kasus Judy, dia telah belajar menerima kondisinya dan mulai menjalani hidup dengan bahagia. Kalau Judy saja bisa, kenapa kita tidak? (Rima Suliastini)
Berita Terkait
-
Kronologi Remaja di Bengkulu Bunuh Ibu Kandung Saat Salat Dzuhur
-
Bukan Alergi, Rocky Gerung Yakin Jokowi Alami Gangguan Kejiwaan
-
Ulasan Film Split: Memahami Gangguan Kepribadian Ganda (DID)
-
Gangguan Kejiwaan atau Hanya Hobi Aneh? Pria Yunani Cium Bau Sepatu Tetangga
-
Ulasan Novel Paradigma, Cinta Segitiga antara Tokoh dengan Mental Disorder
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif