Suara.com - Mengenal Tahapan Kanker Darah, Penyakit yang Dialami Ani Yudhoyono
Ani Yudhoyono, istri mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah dirawat di Singapura. Diketahui, Ani Yudhoyono mengidap penyakit kanker darah, alias blood cancer.
Hal ini diketahui pesan video yang diberikan SBY dari Singapura. Dalam video tersebut, SBY juga meminta masyarakat Indonesia untuk mendoakan kesembuhan Ani Yudhoyono.
Secara umum, laman WebMD menulis ada tiga jenis kanker darah yakni leukimia, limfoma, dan myeloma. Di antara tiga jenis kanker tersebut, leukimia merupakan kanker darah yang paling sering terjadi pada orang dewasa.
Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui tahapan-tahapan yang terjadi pada kanker darah. Seperti apa?
Tahap 0 merupakan tahap di mana sel-sel normal bermutasi menjadi sel abnormal. Pada pengidap kanker darah kronis, perubahan sel normal menjadi sel kanker bisa terjadi dalam waktu lama, bahkan hingga belasan tahun.
Namun pada pasien kanker darah akut, perubahan terjadi secara cepat dan banyak, yang membuat kondisi pasien memburuk secara tiba-tiba.
Stadium I menandakan sudah ada sel kanker yang menyerang darah, baik itu sel darah putih, limfosit, ataupun sumsum tulang belakang.
Hanya saja, sel kanker belum banyak, dan masih terjadi di satu area. Kanker stadium I biasanya tidak memiliki gejala serius, dan acap kali tidak dirasakan oleh pasien.
Baca Juga: Dari Bujuk Uang sampai Diancam Dibunuh, Siswi SD Jadi Budak Seks Petani
Kanker stadium I juga lazim disebut sebagai kanker stadium awal.
SELANJUTNYA: Kanker Stadium Lanjut
Stadium II memperlihatkan adanya aktivitas sel kanker, terutama di kelenjar getah bening dan sumsum tulang belakang. Pada stadium ini, kelenjar getah bening mengalami pembesaran.
Stadium II juga bisa terlihat dengan jumlah sel darah putih yang lebih jauh lebih tinggi daripada sel darah lainnya.
Dampak dari tingginya sel darah putih dan pembesaran kelenjar getah bening adalah tubuh yang mudah merasa lelah, akibat anemia terus menerus.
Kanker stadium II juga bisa membuat pengidapnya mengalami memar, mimisan, dan pembekuan darah abnormal.
Stadium III menunjukkan gejala kanker darah yang sudah cukup berat. Selain memar dan mimisan, pengidap kanker darah juga akan mengalami gejalan lanjutan seperti infeksi berulang dan penurunan berat badan drastis.
Infeksi berulang terjadi akibat sel darah putih yang tak bisa melakukan fungsinya dengan normla karena berubah menjadi sel kanker.
Penurunan berat badan drastis juga lazim terjadi, karena penyerapan energi dan kalori yang dilakukan sel kanker membuat tubuh kekurangan nutrisi.
Gejala lain yang bisa terjadi saat kanker darah memasuki stadium III adalah volume keringat yang semakin banyak, terutama di malam hari.
Stadium IV menunjukkan kanker darah sudah mengalami metastasis. Dengan kata lain, sel kanker yang tadinya hanya ada di darah, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening akhirnya menyebar ke organ tubuh lainnya.
Pada tahap ini, pasien biasanya mengalami gejala khas seperi nyeri terus menerus di sekujur tubuh, lemas dan tak bertenaga melakukan apapun, dan tubuh yang semakin kurus.
SELANJUTNYA: Pengobatan Kanker Darah
Pengobatan Kanker Darah
Pengobatan kanker darah dilakukan dengan melakukan sejumlah pemeriksaan terlebih dahulu untuk menentukan tipe kanker darah dan seberapa parah kanker sudah menyebar.
Dikutip dari laman HelloSehat, Beberapa bentuk pengobatan yang lazim dilakukan untuk pasien kanker darah antara lain:
1. Kemoterapi
Kebanyakan kasus kanker darah ditangani dengan kemoterapi untuk membunuh sel kanker yang menggerogoti tubuh pasien. Bentuk kemoterapi pun bisa berupa obat kemoterapi minum atau disuntikkan lewat infus.
2. Radiasi
Terapi radiasi umumnya menggunakan sinar-X atau sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Sebelum prosesnya dimulai, Anda akan diminta untuk berbaring di atas permukaan datar, kemudian sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi ke titik-titik tertentu pada tubuh Anda.
3. Terapi target
Tidak jauh beda dengan kemoterapi, terapi target menggunakan obat tambahan lainnya untuk membantu tubuh menyerang sel kanker. Bedanya, terapi ini lebih spesifik tertuju pada bagian tubuh yang banyak terdapat sel kanker. Salah satunya, obat imatinib (Gleevec) dapat menghentikan aktivitas protein pada sel kanker sehingga penyebarannya dapat dicegah.
4. Imunoterapi
Imunoterapi berfungsi untuk membantu 'memancing' sistem imun tubuh Anda untuk melawan sel kanker. Mudahnya begini, Anda akan diberikan obat-obatan tertentu yang fungsinya untuk menguatkan sistem imun Anda. Begitu sistem imun 'baru' Anda terbentuk dan lebih kuat, maka Anda akan lebih mampu memerangi sel kanker yang menggerogoti tubuh Anda.
Tag
Berita Terkait
-
Setiap Hari, 50 Perempuan Indonesia Meninggal Akibat Kanker Serviks
-
Doa Ma'ruf Amin untuk Ani Yudhoyono
-
Beda Kubu Politik, TKN Jokowi - Ma'ruf Doakan Ani Yudhoyono Lekas Sembuh
-
Ingin Jenguk Ani Yudhoyono, Sandiaga Tunggu Konfirmasi dari Anak SBY
-
Permintaan Doa dari Anak dan Mantu untuk Kesembuhan Ani Yudhoyono
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan