Suara.com - 728 Puskesmas di Indonesia Kurang Dokter, Tenaga Kesehatan Masih Terbatas?
Jumlah dokter umum di Indonesia memang sudah melebihi kuota, namun penyebaran yang tidak merata membuat 728 puskesmas di Indonesia belum memiliki dokter umum.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementeraian Kesehatan Usman Sumantri.
Usman menambahkan, 728 puskesmas tersebut hanya diisi tenaga kesehatan seperti bidan dan perawat. Sementara tenaga kesehatan pendukung selain dokter yang juga dibutuhkan untuk upaya promotif dan preventif seperti tenaga kesehatan lingkungan, ahli farmasi, ahli gizi, kesehatan masyarakat dan ahli laboratorium medik.
"Dari tahun ke tahun lima tenaga kesehatan itu sudah ditingkatkan di puskesmas. Dari 1179 puskesmas sejak 2015 menjadi 4029 puskesmas pada 2018," ujar Usman dalam temu media beberapa waktu lalu.
Sebenarnya kata Usman, pemerintah sudah memiliki program Nusantara Sehat untuk mengirimkan dokter dan tenaga kesehatan lain ke daerah terpencil, terluar dan perbatasan. Para tenaga medis dari berbagai disiplin ini akan digembleng selama sebulan sebelum ditempatkan di daerah selama dua tahun.
"Kenapa dua tahun. Daerah SPT ini kita estimasi dan lakukan penelitian bahwa orang bekerja seperti ini hanya bertahan dua tahun. Kalau diteruskan lagi silahkan tapi kita anjurkan pindah tempat," imbuhnya.
Usman menambahkan penempatan tenaga kesehatan ke daerah terpencil tersebut dilakukan dengan memperhatikan 18 variabel. Itu sebabnya pula tak semua tenaga kesehatan termasuk dokter mau ditempatkan di daerah.
"Pertama gaji cukup atau nggak. Ada ekspektasi yang bisa dijawab nggak ke depan. Ada pasangan di tempat tujuan atau tidak. Menempatkan tenaga kesehatan perlu latihan. Nggak bisa serempak. Kualitas juga nggak bisa sembarangan," jelasnya tentang alasan kenapa masih banyak puskesmas kekurangan dokter atau tenaga kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Pesona Citra Juvita, Dokter Cantik yang Diisukan Dekat dengan Gading Marten
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?