Suara.com - Pekan Imunisasi Dunia 2019, Jauhkan Hoaks Vaksin dari Keluarga
Imunisasi rutin dan lengkap merupakan cara utama untuk menjaga kesehatan anak dan keluarganya. Sayangnya, upaya ini terhalang oleh banyaknya hoaks dan kabar miring terkait imunisasi.
Padahal menurut dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jika tidak ada hoaks dan kabar miring, cakupan imunisasi di Indonesia akan meningkat.
"Kesehatan anak adalah aset bangsa. Ketika anak sakit aset bangsa akan menurun. Imunisasi ini tidak boleh turun. Tahun 2020 cakupan imunisasi harus naik," kata dr. Aman pada Temu Ilmiah Pekan Imunisasi Dunia di Kemenkes, baru-baru ini, dikutip dari SehatNegeriku.
Ia mencontohkan hoaks terkait imunisasi yang bisa membuat anak menjadi autis. Menurut dr. Aman, hoaks ini sejatinya sudah terbantahkan dengan banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan.
"Padahal imunisasi ini sudah ada sejak 1956 tahun lalu. Hoax yang beredar kalau imunisasi nanti autis. Imunisasi justru harus dilakukan," katanya lagi.
Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi, menyebut hoaks lainnya yang masih sering beredara adalah vaksin mengandung racun dan berbahaya. Hal ini sempat menjadi masalah besar di Indonesia pada awal tahun 2000-an, di mana masyarakat menolak imunisasi dan akhirnya menyebabkan KLB Polio di tahun 2005.
"Perlu dukungan dari berbagai sektor dalam melawan hoax, karena bagaimanapun anak jangan sampai terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," ucapnya.
Peran Advokasi untuk Tingkatkan Cakupan Imunisasi
Baca Juga: Italia Larang Anak yang Tak Diimunisasi untuk Masuk Sekolah
Untuk mengentaskan hoaks dan kabar miring terkait imunisasi, maka tak cukup hanya dengan sosialisasi. Advokasi imunisasi yang berujung pada perubahan perilaku masyarakat juga merupakan faktor penting.
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan advokasi imunisasi adalah cara untuk untuk memberikan pengetahuan yang terbaik, mengubah sikap moral dan praktek kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan imunisasi.
dr. Hartono menambahkan yang menjadi sasaran advokasi adalah pembuat kebijakan, organisasi-organisasi kedokteran, media, dan masyarakat. Sasaran-sasaran itu harus diberikan pemahaman tentang imunisasi agar peningkatan cakupan imunisasi bisa dicapai.
"Proses advokasi dimulai dari telaah masalah, kemudian masalahnya ternyata banyak laporan yang tidak masuk, koordinasi kurang, tanaga kesehatan banyak dirotasi dan mutasi, capaian target di daerah tidak sama, dan masalah budget," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat