Suara.com - Deodoran alami sangat populer akhir-akhir ini, terutama karena klaim bahwa aluminium, bahan aktif dalam kebanyakan antiperspirant yang dijual bebas, dapat meningkatkan risiko kanker atau memiliki hubungan dengan penyakit Alzheimer.
Arielle Nagler, seorang ahli dermatologi dan profesor di departemen dermatologi NYU Langone Medical Center, mengatakan jika deodoran alami tidak memiliki sifat antibakteri, maka penggunaannya terbukti tidak efektif.
Dilansir Huffington Post, meskipun banyak orang menggunakan istilah deodoran dan antiperspirantt secara bergantian, sebenarnya keduanya bukanlah hal yang sama. Sederhananya, deodoran membantu menghalangi bau badan tetapi tidak menghentikan Anda dari berkeringat.
Sementara antiperspirant yamg biasanya mengandung aluminium yang berfungsi menghalangi kelenjar keringat, yang pada gilirannya mengurangi ekskresi keringat, kata Dr. Forum Patel, seorang dokter kulit di Union Square Laser Dermatology di New York.
Menariknya, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengklasifikasikan antiperspirant sebagai obat karena mereka mencegah keringat, yang merupakan fungsi tubuh alami.
Deodoran, di sisi lain, biasanya tidak mengandung aluminium. Sebagai gantinya, ia biasanya bekerja dengan menutupi bau dengan wewangian atau menggunakan properti untuk memerangi bakteri yang memecah keringat.
"Keringat mencerna lapisan atas kulit kita, dan bakteri memakan sel-sel kulit mati itu," kata Patel. Tindakan itulah yang menyebabkan bau badan, tambahnya.
"Alasan mengapa orang menggunakan deodoran berbahan dasar aluminium dan mereka lebih jarang mencium bau adalah karena mereka pada dasarnya menghalangi kelenjar keringat, sehingga bakteri di bagian atas kulit Anda tidak pernah melihat keringat, oleh karena itu tidak pernah menciptakan bau itu," kata Patel lagi.
Inilah mengapa deodoran alami dapat membantu mengurangi bau, karena banyak dari mereka mengandung minyak esensial, beberapa di antaranya memiliki sifat antibakteri, seperti minyak pohon teh, misalnya.
Baca Juga: Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant, Sudah Tahu?
Sifat-sifat antibakteri dalam minyak esensial tertentu dapat membantu mengurangi bau, kata Dr. Charisse Dolitsky, seorang ahli dermatologi di Schweiger Dermatology di New York, kepada HuffPost.
Sederhananya, antiperspirant menghambat keringat sementara deodoran berurusan dengan bau tersebut.
Secara umum, kekhawatiran terbesar orang menggunakan antiperspirant karena hal ini berkaitan dengan aluminium yang anti-keringat.
Menurut Patel, ada dua asosiasi buruk mengenai aluminium. Yang pertama berkaitan dengan teori lama bahwa aluminium berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Teori ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1965, ketika para ilmuwan menemukan bahwa kelinci yang disuntik dengan dosis aluminium yang sangat tinggi mengembangkan serat protein bengkok yang menumpuk di sel otak yang mengarah ke Alzheimer.
Hubungan negatif kedua dengan aluminium, terutama dalam antiperspirant, adalah bahwa hal itu mungkin terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara. Namun, menurut National Cancer Institute, tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan penggunaan produk ini dengan perkembangan kanker payudara.
"Teori semacam itu muncul karena ketika kita memikirkan di mana kita memakai deodoran, area terdekatnya adalah payudara, yakni bagian kanan atas. Dan apa yang (peneliti) lihat adalah bahwa sebagian besar kanker payudara dimulai dari bagian kanan atas juga," kata Patel.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia