Suara.com - Saat ini, Claudia Martinez merupakan seorang mahasiswa yang mengejar mimpinya menjadi seorang dokter. Impian kuatnya ini terinspirasi dari pengalamannya ketika didiagnosis mengalami masalah otak pada 2012.
Sebelumnya, Martinez mengeluh alami sakit kepala parah, bahkan ia kehilangan rasa pada tangan dan kakinya. Ia juga mengalami gejala lain yang membuatnya lemah.
Ahli bedah saraf mengatakan kepada Martinez bahwa dirinya harus segera dioperasi. Jika tidak, ia akan menderita kelumpuhan dari leher ke bawah, yang berarti hampir seluruh tubuhnya.
Seminggu setelah didiagnosis, dirinya langsung menjalani 5 operasi otak besar. Dari diagnosis dokter, ia mengidap malformasi chiari.
Berdasarkan National Institute of Neurological Disorders and Strokoe, malformasi chiari merupakan masalah struktural di dasar tengkorak dan otak kecil, bagian otak yang mengontrol keseimbangan.
"Malformasi Chiari terjadi ketika bagian dari tengkorak Anda terlalu kecil atau tidak berkembang dengan benar. Karena itu, otak di belakang kepala dapat meluas ke kanal tulang belakang," kata Michael Smith, MD, direktur medis di WebMD.
Tingkat keparahan kondisinya bervariasi. Beberapa orang dengan kasus ringan tidak memiliki gejala.
"Dalam kasus yang lebih parah, tekanan yang diberikan oleh bagian belakang otak pada sumsum tulang belakang dan batang otak, yang mengendalikan banyak fungsi tubuh kita seperti menelan dan bernapas dan detak jantung, dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang parah," kata Smith.
Operasi merupakan solusi utama untuk memperbaiki gejala parah dan menghentikan kondisi dari berbagai kerusakan lainnya.
Baca Juga: Lahir dengan Cedera Otak, Bayi Ini Meninggal Dunia di Pelukan Ayahnya
Sayangnya, ketika Martinez melakukan operasi keenamnya, gadis ini mengalami stroke.
"Awalnya, saya tidak bisa berfungsi dari leher ke bawah," tulisnya di Facebook.
Dia mengatakan, dirinya harus mempelajari kembali bagaimana melakukan kegiatan sehari-hari. Seperti mengenakan pakaian, makan dan ke toilet.
Tetapi ia tidak pantang menyerah. Selama berbulan-bulan menjalani rehabilitasi fisik kondisinya semakin membaik.
Sekarang, Martinez akan lulus dari Fakultas Kedokteran UTHealth McGovern di Houston tahun depan. Di sisi lain, ia mengikuti program amal tahunan yang masih berhubungan dengan kondisinya bernama 'Conquer Chiari' di Houston.
Ia membantu mengumpulkan dana untuk penelitian penyakit kongenital atau penyakit bawaan lahirnya.
Berita Terkait
-
5 Tanda Otakmu Lelah karena Terlalu Banyak Melakukan Multitasking
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Otak Sering Buyar? Kuasai 6 Jurus Tingkatkan Produktivitas Ini
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah