Suara.com - Serangga, terutama belalang, menjadi salah satu makanan yang disarankan oleh peneliti untuk dikonsumsi. Meski terdengar aneh, serangga ternyata mengandung banyak protein serta nutrisi lainnya.
Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia memakan serangga sebagai bagian dari pola makan tradisional. dan mereka menyebut praktik ini sebagai entomophagy.
Serangga dianggap sangat bergizi. Sebab mayoritas dari hewan ini kaya akan protein, lemak sehat, zat besi, dan kalsium, dan rendah karbohidrat .
Faktanya, penulis laporan FAO mengklaim serangga sama bergizinya dengan daging sapi yang biasa kita konsumsi.
Misalnya saja seperti jangkrik, mengandung sekitar 121 kalori , 12,9 gram protein, 5,5 gram lemak, dan 5,1 gram karbohidrat.
Sementara 100 gram daging sapi giling mengandung lebih banyak protein, sekitar 23,5 gra, tetapi juga jauh lebih tinggi lemaknya, sekitar 21,2 gram.
Inilah yang membuat peneliti menyarankan entomophagy mungkin adalah cara efektif untuk memerangi obesitas, seperti yang dilansir dari Medical News Today.
Tapi, sayangnya tidak semua orang aman mengonsumsi serangga. Ada beberapa orang bereaksi gatal-gatal setelah mengonsumsinya, yang merupakan sebuah reaksi alergi.
Melansir Pediatrics.aappublications.org, alergi yang terjadi bisa disebabkan oleh kepekaan konsumen terhadap protein di dalam serangga atau serbuk sari yang dibawanya.
Baca Juga: Kaya akan Nutrisi, Inilah Mengapa Peneliti Menyarankan Kita Makan Serangga
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Oxford Academic, gejala alergi yang muncul adalah gastro-intestinal (diare dan muntah). Setidaknya inilah yang terjadi pada 46,2% dari 2500 orang asal Thailand saat menjadi responden.
Di sisi lain, penelitian lain yang dilansir dari laman Bugsfeed.com menyebutkan serangga dan kerang ternyata berkaitan. Jadi, ketika seseorang alergi terhadap kerang kemungkinan besar dia juga akan alergi terhadap serangga.
Satu studi membandingkan jangkrik dengan udang air tawar, dan menemukan adanya reaksi alergen yang sama. Jangkrik serta makanan laut ini, ternyata mengandung protein yang menyebabkan alergi.
Tetapi penelitian lain yang dilaporkan dalam NCBI menunjukkan memasak serangga dapat mengurangi tingkat alergen.
Tapi, jika masih khawatir, Spesialis alergi Profesor Cristoforo Incorvaia merekomendasikan pada orang-orang yang alergi untuk menghindari makanan ini, walau banyak nutrisi yang akan didapat.
Sebab, aspek alergi dari entomophagy adalah masalah serius dan memiliki potensi untuk mempengaruhi masa depan entomophagy, terutama dalam memperkenalkan konsep ini pada budaya Barat
Berita Terkait
-
Pakan Komplit Fermentasi Jadi Solusi Menuju Swasembada Susu dan Daging Nasional
-
Latihannya Sudah Keras Tapi Otot Tak Kunjung Besar? Cek 5 Kesalahan Fatal Ini Sekarang
-
5 Susu Penambah Berat Badan Tinggi Protein Rekomendasi Ahli Gizi, Waspada Produk Abal-abal
-
Sosok Felicia Elizabeth yang Laporkan Owner Bake n Grind ke Polisi
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?