Suara.com - Setiap tahun, sebanyak 17 ribu anak-anak dan dewasa di bawah 20 tahun divonis menderita diabetes tipe 1 di Amerika Serikat.
Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit pun merekomendasikan agar semua bayi mendapat vaksin rotavirus untuk mencegah risiko diabetes tipe 1 sejak dini.
Vaksin rotavirus merupakan salah satu vaksin yang penting untuk melindungi kesehatan anak. Vaksin ini berguna untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh rotavirus.
Lebih tepatnya, guna melindungi anak-anak dari penyakit gastroenteritis, yakni radang pada lambung dan usus. Selain itu, melindungi bayi dari bakteri perut mematikan yang meningkatkan risiko diabetes tipe 1.
Penelitian baru dilansir dari Daily Mail menunjukkan bahwa vaksin rotavirus secara rutin pada bulan-bulan pertama kehidupan dinilai membantu menekan risiko diabetes tipe 1 seiring bertambahnya usia.
Setelah melakukan penelitian, mereka juga menemukan bahwa anak-anak yang mendapat vaksin rotavirus di awal kehidupannya memiliki risiko 33 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 1 dibandingkan anak-anak lainnya yang tidak divaksin rotavirus.
Mereka juga menemukan anak-anak yang mendapat vaksin rotavirus memiliki tingkat rawat inap karena infeksi rotavirus lebih rendah 94 persen dan rawat inap karena penyakit lain lebih rendah 34 persen.
Perlu diketahui bahwa rotavirus bisa menyerang siapa pun tanpa memandang usia, terutama bayi dan balita. Biasanya jika anak-anak sudah terinfeksi rotavirus akan mengalami diare, muntah, dehidrasi dan kehilangan cairan.
Karena itulah, para ahli menyarankan agar anak-anak mendapat vaksin rotavirus ini sejak awal kehidupannya. Vaksin ini diberikan dalam bentuk cairan yang langsung dimasukkan ke mulut bayi.
Baca Juga: Peneliti Temukan Vaksin untuk Kanker, Begini Cara Kerjanya!
Berita Terkait
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis