- IDAI menekankan pentingnya vaksinasi anak sebelum liburan karena epidemiologi penyakit negara tujuan berbeda dari Indonesia.
- Penyakit yang perlu diwaspadai saat bepergian meliputi demam kuning, meningitis, dengue, dan polio akibat perbedaan iklim.
- Orang tua diminta melakukan konseling dan vaksinasi empat hingga enam minggu sebelum keberangkatan untuk perlindungan optimal.
Suara.com - Menjelang libur akhir tahun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan orang tua agar tidak mengabaikan vaksinasi anak sebelum bepergian. Peringatan ini muncul karena pola penyebaran penyakit di negara tujuan bisa sangat berbeda dengan di Indonesia.
“Vaksinasi penting sebagai pencegahan utama, bukan pengobatan,” ujar Anggota Satgas Imunisasi IDAI, Dr. dr. Martira Maddeppungeng, dalam diskusi dari IDAI, Selasa (25/11/2025).
Martira menjelaskan kalau setiap negara memiliki epidemiologi penyakit yang berbeda. Karena itu, anak yang bepergian tanpa perlindungan vaksin lebih rentan terpapar penyakit yang tidak umum di Indonesia.
“Yang perlu diwaspadai adalah demam kuning, meningitis, dengue, dan polio,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa risiko penyakit juga bisa dipicu faktor geografis dan iklim. Negara dengan curah hujan tinggi, kelembapan ekstrem, dan suhu panas dapat meningkatkan peluang anak terserang influenza musiman maupun infeksi saluran napas, terutama jika liburan melibatkan aktivitas fisik di ruang terbuka.
Karena itu, ia meminta orangtua tidak menunda pengecekan status imunisasi anak sebelum liburan.
“Harus ada konseling lebih awal. Anak berbeda-beda usianya, sehingga perlu perencanaan vaksinasi yang sesuai. Tidak semua vaksin bisa diberikan mendadak sebelum berangkat,” tegasnya.
IDAI juga mengingatkan bahwa sejumlah negara memberlakukan syarat ketat vaksinasi bagi wisatawan, termasuk anak-anak. Negara di Afrika dan Amerika Selatan, misalnya, mewajibkan sertifikat vaksinasi demam kuning.
Sementara Arab Saudi, terutama bagi pendatang yang memasuki wilayah tertentu, dapat mewajibkan vaksin meningokokus, polio, dan demam kuning.
Baca Juga: Kasus Keracunan Pelajar Meningkat, IDAI Minta Program Makan Bergizi Gratis Dievaluasi!
“Lebih baik cek persyaratan vaksinasi negara tujuan sebelum melakukan perjalanan,” ujar Martira.
Martira mengingatkan bahwa vaksin sebaiknya diberikan empat hingga enam minggu sebelum keberangkatan agar tubuh anak punya waktu cukup membentuk antibodi.
IDAI meminta orangtua memeriksa kartu imunisasi, berkonsultasi dengan dokter, dan memastikan vaksin rutin serta vaksin tambahan terpenuhi sebelum liburan keluarga.
“Jika tidak lengkap, risiko anak terinfeksi meningkat. Selain itu, anak bisa membawa penyakit ke negara lain atau membawa penyakit dari luar ke Indonesia,” kata Martira.
IDAI menegaskan bahwa persiapan kesehatan merupakan bagian penting dalam merencanakan perjalanan, terutama bagi anak-anak yang lebih rentan terhadap paparan penyakit lintas negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Geger Ngaku Anak Polisi Propam dan Pakai Mobil Sitaan, Borok Pria Ini Dibongkar Polda Metro Jaya
-
'Kami Akan Mati di Sini', Sumpah Setia Warga Pulau Pari Pertahankan Tanah Kelahiran
-
Teler Abis Nyabu, Sopir Taksi Online Todongkan Pistol hingga Perkosa Penumpang di Tol Kunciran
-
Bukan Dipecat, Dokter Tifa Bongkar Pengacaranya Mundur, Kini Jadi Garda Depan Roy Suryo
-
Masyarakat Lebih Percaya Damkar daripada Polisi, Komisi III DPR: Ada yang Perlu Dibenahi!
-
Prihatin PBNU Jadi Ajang Rebutan Kekuasaan, Idrus Marham: NU Milik Rakyat, Bukan Elite Kecil!
-
Tragedi Alvaro Kiano: Ayah Tiri Tewas di Tahanan, Menteri PPPA Serukan 'Kewaspadaan Kolektif'
-
Buronan Korupsi e-KTP Paulus Tannos Gugat Praperadilan, KPK: DPO Tak Punya Hak
-
Soal Fatwa MUI Rumah dan Sembako Tak Boleh Dipajaki, DPR Siap Tanya Menkeu: Sudah Jadi Masukan?
-
Panas! dr Tifa Cs Minta Kasus Ijazah Jokowi Dituntaskan Agar Tak Jadi Beban Prabowo