Suara.com - Orang-orang vegetarian tidak mengonsumsi produk hewani, seperti tidak makan daging, ikan, daging unggas, telur hingga susu.
Selain tidak mengonsumsi produk hewani, menjadi vegetarian juga mempunyai tantangan untuk memastikan diri mereka tidak kehilangan nutrisi penting apa pun.
Melansir BBC UK, menjadi vegetarian juga berisiko kekurangan vitamin D yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tulang.
Cara memenuhinya adalah dengan mengonsumsi jenis susu kedelai atau beras, jus jeruk atau sereal. Atau bisa mengonsumsi suplemen vitamin D.
Dengan banyaknya makanan pengganti tersebut, apakah menjadi vegetarian tetap lebih menyehatkan?
Sebuah analisis pada 2018 yang mengumpulkan hasil dari 10 penelitian sebelumnya yang membandingkan kesehatan vegan dengan omnivora.
Para peneliti menemukan menjadi vegetarian atau vegan dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kanker yang secara signifikan lebih rendah, meskipun tidak ada perbedaan dalam semua penyebab kematian.
Berarti menjadi vegan dinilai lebih sehat, tetapi tidak membuat 'penganut'-nya hidup lebih lama.
Perbedaan kesehatan antara omnivora dengan vegan tidak ada hubungannya dengan pola makan mereka, tetapi pada kesadaran kesehatan. Vegetarian dianggap lebih sadar akan kesehatan daripada populasi umum.
Baca Juga: Veggie Burger Jadi Pilihan Vegetarian, Apakah Memang Lebih Sehat?
Hal ini pun dipraktikan oleh Dr Giles Yeo dari program Trust Me I'm a Doctor, BBC. Setelah menjadi vegan selama sebulan, dia kehilangan 4 kg dan kolesterolnya juga turun 12%.
"Saya harus mengakui bahwa saya khawatir akan menjadi vegan selama sebulan, tetapi begitu saya mempelajari beberapa resep, saya baik-baik saja dan akhirnya saya menikmatinya. Bagi saya, kuncinya adalah memilih resep yang dirancang untuk menjadi vegan."
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Inovasi Kangen Water 'Ajaib' dari Jepang Ini Klaim Bikin Tubuh Seimbang dan Lawan Penuaan Dini
-
Dari Posyandu Hingga Maggot: Kisah Inspiratif Gerakan Masyarakat Ciptakan Lingkungan Sehat
-
4 Tinted Lip Balm Harga Pelajar Rp30 Ribuan, Bikin Bibir Sehat Bebas Pucat!
-
Jejak Manis Donat: Dari Olykoek Belanda hingga Inovasi Donat Labu yang Lebih Sehat
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya