Suara.com - Anak pertama Raisa dan Hamish Daud, Zaline Rayne Wylie, kini sudah berusia 4 bulan. Raisa dan Hamish Daud pun kompak tidak pernah mengunggah foto anak mereka yang terlihat jelas wajahnya di media sosial Instagram.
Sesekali Raisa mengunggah fotonya bersama Zaline, tetapi tidak pernah memperlihatkan secara jelas wajahnya.
Ternyata, Raisa dan Hamish memiliki alasan tersendiri tidak pernah mengunggah jelas foto wajah anaknya di media sosial. Hal ini semata untuk menjaga hak privasi anaknya yang belum bisa berbicara.
"Menurut aku, dan ini orang-orang punya pendapat yang berbeda dan semua pendapatnya valid. Tapi bagi aku, anak itu punya privasi dan privasi adalah sebuah hak. Dan kalau misal dia belum bisa jawab ke aku, 'kamu mau nggak (diunggah fotonya)?' Aku belum berani untuk menghilangkan hak dia terhadap privasi," kata Raisa.
Karena itu, Raisa memilih hanya menyimpan foto dan video anaknya untuk konsumsi sendiri dan keluarganya.
Sebenarnya tak cuma Raisa yang melakukan hal seperti itu pada anaknya. Sudah banyak selebriti di Indonesia maupun luar negeri yang melakukan hal sama.
Melansir dari hellosehat.com, mengunggah foto anak yang lucu dan menggemaskan di media sosial memang menimbulkan pro dan kontra.
Kita tak bisa memungkiri foto dan video anak kecil yang lucu membantu seseorang memiliki mood yang baik. Di sisi lain, kita juga harus paham bahwa anak tersebut memiliki hak privasi.
Sudah seharusnya jika kita tidak sembarangan mengunggah foto anak kecil yang belum bisa menolak atau memahami ke media sosial.
Baca Juga: Cuma Tipuan Kamera, Foto Anak yang Dimutilasi Ini Bikin Takjub Warganet
Tidak hanya untuk menghargai hak privasinya, langkah ini juga melindungi anak dari kejahatan di luar yang bisa saja terjadi kapan pun.
Meski begitu, sebenarnya Anda boleh-boleh saja mengunggah foto anak ke media sosial. Tetapi, Anda harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum memajang wajah anak Anda di media sosial.
1. Alasan mengunggah wajahnya
Anda bisa mengunggah fotonya jika ingin berbagai seputar perkembangannya. Jangan sampai memperlihatkan identitasnya seperti tempat sekolah dan lain sebagainya untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan.
2. Foto anak pantas atau tidak dipublikasikan
Meskipun anak Anda masih kecil, jangan pernah memperlihatkan postur tubuhnya di media sosial, seperti anak sedang mandi, tidak berpakaian, atau berpakaian seksi. Hal ini untuk mencegah adanya tindak kejahatan, seperti pedofilia yang mengancam anak-anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?