Suara.com - Penyakit Lupus atau systemic lupus erythematous (SLE) dapat mengakibatkan komplikasi pada pasiennya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan obat-obat berbahan kimia untuk menstabilkan kondisi mereka.
"Komplikasinya nomor satu, moon face, bengkak, wajahnya bulat. Kemudian komplikasi yang lain seperti hipertensi, kolesterol tinggi," jelas dr. Sumadiono, SpA(K) dari Departemen Kesehatan Anak di RSUP Dr. Sardjito.
Selain itu, pengobatan penyakit autoimun ini juga memengaruhi suasana hati pasien.
"Gangguan mood. Terus leukositnya tinggi. Mungkin kalau jangka lama, osteoporosis," sambung dr. Sumadiono.
Oleh karena itu, ahli yang menangani pasien lupus harus dapat mengantisipasi risiko komplikasi ini pada pasien.
"Beberapa bulan (pasien sudah dapat terkena komplikasi), tidak sampai tahunan. Beberapa bulan sudah harus kita antisipasi," lanjutnya.
Berdasarkan pengalaman dr. Sumadiono dalam menangani odipus, kompolikasi yang paling parah adalah gagal ginjal.
"Yang paling parah kalau gagal ginjal bisa gagal ginjal yang berat, harus dianalisis, mungkin harus transplantasi ginjal. Dan yang paling parah lagi kalau sepsis infeksi bisa meninggal dunia," jelasnya, saat mengisi Seminar dan Talkshow 'Hidup Sehat Bersama Lupus' pada Sabtu (13/7/2019) di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Sepsis merupakan kondisi medis serius ketika terjadi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi.
Baca Juga: Lupus, Penyakit yang Tak Perlu Ditakuti Tetapi Harus Tetap Lakukan ini
Tidak hanya sepsis, komplikasi pada odipus yang bisa sebabkan meninggal dunia adalah kelainan jantung.
"Kelainan jantung kena juga bisa meninggal karena gagal jantung, itu yang parah," terangnya.
Meski begitu, odipus tetap memiliki harapan hidup seperti orang-orang yang lain.
"(Harapan hidupnya) bagus. Jangan sampai terjadi komplikasi-komplikasi," tandasnya.
Berita Terkait
-
7 Cara Alami Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Ikuti Gerakan Ini
-
Waspada! Hipertensi Intai Anak Muda, Ini Resep Sehat Kata Dokter
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Kabar Terkini Pemain Sinetron Lupus Milenia, Sinetron Remaja Populer di Tahun 2000-an
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat