Suara.com - Maxi Richards, bayi 3 tahun asal Tasmania, Australia, didiagnosis dengan kanker tulang langka. Ia tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk menanggung berat apapun di kakinya saat usia 15 bulan.
Kanker tulang langka ini disebut dengan osteosarcoma, dan Maxi pertama kali didiagnosis pada 2016 lalu.
Diagnosis ini membuat orangtuanya, Julie Ford dan Greg Richards berjuang keras. Mereka mencari pengobatan hingga harus terbang ke Melbourne, Australia.
Bayi kecil itu membutuhkan 23 kali kemoterapi dan mesti dirawat di rumah sakit selama 9 bulan.
Maxi menjalani operasi radikal yang dikenal sebagai operasi rotasi untuk mengangkat kanker di lututnya.
Tungkai bawahnya melekat pada pahanya tetapi menghadap ke belakang. Pergelangan kaki dan kakinya akan bekerja sebagai pengganti sendi lututnya sehingga Maxi dapat bergerak ketika dia tumbuh dewasa.
Setelah tujuh bulan operasi, Maxi memulai langkah pertamanya dengan kaki palsu. Ia pun dinyatakan bebas kanker sehari setelahnya.
Melansir Daily Mail, osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang paling umum. Biasanya didiagnosis pada remaja dan dewasa muda.
Kanker ini berkembang ketika sel-sel yang tumbuh untuk tulang baru membentuk tumor kanker. Penyebab kanker tidak diketahui tetapi diduga terkait dengan pertumbuhan tulang yang cepat, seperti yang umum terjadi saat masa remaja.
Baca Juga: Jangan Keliru, Kenali Bedanya Tumor Otak pada Orang Dewasa dan Anak-anak!
Sebagian besar tumor biasanya berkembang di sekitar lutut, baik di bagian bawah tulang paha ataupun bagian atas tulang kering.
Jika kanker tulang ini belum menyebar, tingkat kelangsungan hidup jangka panjang adalah antara 70% dan 75%.
Namun jika penyakit ini telah menyebar, seperti ke paru-paru atau tulang lainnya saat diagnosis, tingkat kelangsungan hidup jangka panjang hanya sekitar 30%.
Setiap tahun, sekitar 850 kasus baru osteosarkoma didiagnosis di AS, 30 di Inggris dan 400 di Australia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah