Suara.com - Indonesia sudah menghadapi ancaman diabetes sejak beberapa tahun lalu. Menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017, epidemi diabetes di Indonesia semakin meningkat.
Melansir laman Departemen Kesehatan RI pada Desember 2018, Indonesia menjadi negara peringkat keenam di dunia dengan kasus diabetes terbanyak setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko.
Usia penyandangnya pun dari muda awal sampai orang tua, yaitu 20 hingga 79 tahun dengan angka pasien mencapai 10,3 juta orang.
Ini lah yang mendasari seorang siswi Celestine Wenardy (16) membuat alat glukometer noninvasif. Glukometer non-invasif ini menggunakan dua metode, yaitu teknologi termal dan interferometri.
Berdasarkan laporannya di googlesciencefair.com, alat ini aman digunakan oleh pasien yang segan dengan jarum suntik karena glukometer ini tidak memerlukan pengambilan darah untuk menghitung pembacaan konsentrasi glukosa secara kurat.
Tidak hanya itu, alat ini juga terjangkau. Jauh berbeda dengan alat pengukur glukosa saat ini yang harganya mencapai US$ 1000 atau sekitar Rp14 juta dan tidak non-ivansif.
"Hipotesis saya didukung, dengan produk yang mencapai nilai R 2 0,843 melalui penggunaan beberapa sensor sementara biayanya hanya sekitar US$ 63 (sekitar Rp893 ribu)," tulis Celestine dala, laporannya.
Sebenarnya, sebelum Celestine melakukan penelitian ini, ada pelacak glukosa non-ivasif yang disebut dengan GlucoTrack. Dan alat ini menggunakan tiga metode berbeda yaitu termal, listrik dan ultrasonik.
Sayangnya, meski metode ini terbukti efektif, metode ini tidak dapat terus mengukur kadar glukosa.
Baca Juga: Pankreas Meradang Bisa Sebabkan Diabetes, Kenali Gejalanya!
"Akibatnya, pengguna tidak diberi tahu tentang potensi tinggi dan rendah yang tidak terdeteksi dan berpotensi berbahaya," lanjutnya dalam laporan, yang dirilis pada Jumat (2/8/2019) lalu.
Sedangkan perangkat non-ivasif komersial lain yang pernah dirilis sebelyumnya, seperti GlucoWatch, dilaporkan tidak akurat dan dapat menimbulkan iritasi serta jaringan parut pada kulit pengguna karena paparan yang lama.
Penelitian ini membawa Celestine menerima penghargaan Virgin Galastic Pioneer Award dan mendapatkan beasiswa pendidikan sebesar US$ 15000 atau sekitar Rp210 juta.
Berita Terkait
-
Transformasi Mengejutkan Fahmi Bo: Dulu Bugar, Kini Kondisinya Bikin Miris
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Ilmuwan Muda Indonesia Temukan Senyawa Baru untuk Mengatasi Diabetes
-
5 Gejala Pradiabetes yang Wajib Diwaspadai, Termasuk Kesemutan Tangan dan Kaki!
-
47 Persen Orang Dewasa Terancam, Rahasia Gusi dan Hubungannya dengan Jantung: Diabetes dan Alzheimer
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
Terkini
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri