Suara.com - Bukan Cuma Jalan Tol, Indonesia Juga Butuh Bangun Infrastruktur Kesehatan
Kembali terpilih menjadi Presiden Indonesia periode 2019-2024, Joko Widodo memastikan akan tetap fokus terhadap bidang infrastruktur seperti jalan tol, jalan raya, hingga jembatan.
Namun lembaga riset kesehatan Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) mengkritisi infrastruktur kesehatan juga perlu diperhatikan.
"Kita tahu bahwa Presiden Jokowi memastikan pembangunan infrastruktur di tahun 2019 hingga 2024 akan diteruskan infrastruktur, tapi infrastruktur kesehatan dianggap penting atau tidak?," ungkap Luthfi Mardiansyah, Founder and Chairman Chapters di Artotel, Jalan Wahid Hasim, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).
Luthfi menyoroti data Riskesdas menyebutkan jumlah tempat tidur dan kamar rumah sakit dengan pasien yang dilayani di setiap provinsi miliki angka yang 'jomplang' dan tergolong sangat rendah kenaikannya.
"Sampai hari ini pembangunan rumah sakit masih di lokasi yang itu-itu saja di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Jumlah tempat tidur masih sangat rendah, bahkan masih di bawah standar, di bawah dua persen dari target operasi dari 10 ribu aset rumah sakit," ungkap Luthfi.
Dari semua target ini, khususnya di daerah timur pedalaman Indonesia, juga belum jelas siapa yang akan membangun rumah sakit dan klinik kesehatan apakah pemerintah atau pihak swasta. Kalaupun ada pihak swasta, harusnya proses dipermudah dan tidak berlarut-larut.
"Swasta regulasinya, saya izin mendirikan klinik aja lumayan panjang sampai panjang 2 tahun lebih apalagi mau bangun rumah sakit, bagaimana mereka mau komitmen investasi di daerah-daerah begitu?," jelasnya.
Jika infrastruktur sudah dicanangkan, maka roadmap pembangunan rumah sakit atau pusat layanan medis berkesinambungan. Rumah sakit di Cibubur, Jawa Barat contohnya, awal hanya sebagai rumah sakit yang melayani korban kecelakaan, kini besar dan melayani layanan kesehatan lainnya.
Baca Juga: Jawa Timur Punya Kapal Rumah Sakit Terapung Pertama di Indonesia
"Salah staunya trauma center, saat pemerintah bangun infrastruktur kira-kira ada nggak akses-akses kesehatan ,itu yang harus disampaikan," imbuh Luthfi.
Lutfhi juga mengingatkan, kesehatan tidak bisa dipandang remeh mengingat Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, ini bisa jadi aset SDM mumpuni atau sebaliknya jadi beban negara yang besar jika mereka sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis