Suara.com - Seorang wanita telah dilarikan ke rumah sakit dan jatuh dalam kondisi semi-koma atau koma ringan setelah menggunakan krim anti-penuaan.
Petugas medis di Sacramento County, California, mengatakan wanita yang tidak disebutkan identitasnya itu membeli krim yang dengan merek Pond's melalui jaringan yang mengimpor barang dari Meksiko.
Mereka mengungkapkan, produk anti-penuaan tersebut ternyata sudah diberi tambahan merkuri oleh pihak ketiga setelah dibeli, bukan oleh Pond's sendiri.
Merkuri memang dapat mengurangi hal-hal seperti bintik-bintik penuaan, tetapi memiliki risiko kesehatan.
Putranya mengatakan, dokter telah menemukan kadar merkuri yang sangat tinggi dalam krim ketika mereka menguji kosmetiknya untuk mencoba dan menentukan penyebab keracunan.
Menurut afiliasi media KCRA, darahnya memiliki 2.630 mikrogram merkuri per liter, yang mana 526 kali di atas batas aman lima mikrogram per liter.
Tanda-tanda keracunan jenis ini termasuk kehilangan ingatan, depresi, sakit kepala, tremor, dan penurunan berat badan, kata pihak medis.
Ini juga dapat menyebabkan kulit mengelupas, penyakit gusi, dan tekanan darah tinggi pada anak-anak.
Dokter yang menanganinya pun mengklaim kasus ini sebagai kasus keracunan merkuri pertama di Amerika Serikat akibat pemakaian krim kulit.
Baca Juga: Hati-Hati Pakai Termometer Kaca Mengandung Merkuri, Ini Bahayanya!
KCRA juga melaporkan wanita tersebut sudah tidak sadarkan diri selama berminggu-minggu. Sedangkan dirinya pertama kali masuk ke rumah sakit pada Juli lalu.
Saat pertama kali tiba di rumah sakit wanita tersebut berbicara cadel dan mengalami kesulitan berjalan.
Sayangnya, semakin ke sini kesehatannya justru makin memburuk.
Berkaca dari kasus ini, Olivia Kasirye, Petugas Kesehatan Masyarakat Kota Sacramento, mendesak masyarakat untuk tidak menggunakan krim kulit serupa yang diimpor dari Meksiko atas risiko kontaminasi, dan mengungkapkan bahwa methylmercury sangat berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak.
Berita Terkait
-
Mahalini Comeback dengan Album Koma, Ini Makna Mendalam di Balik Judulnya!
-
Kembali Bermusik, Mahalini Akui Dibayangi Tekanan Ekspektasi Publik?
-
Guru Sempat Cium Bau Bangkai di Menu Ayam, BGN Tutup Sementara SPPG di Bogor
-
Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Kembali Terjadi, BGN Janji Benahi Sistem Pengawasan
-
Cegah Kasus Keracunan MBG Berulang, BGN Wajibkan SPPG Punya Alat Ini
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra