Suara.com - Otak dan usus ternyata lebih sinkron daripada yang kita bayangkan. Inilah alasannya ketika tertekan atau cemas, perut juga akan ikut bereaksi.
Hubungan langsung ini menyebabkan sistem pencernaan menjadi peka terhadap emosi dan reaksi seperti stres.
"Stres dapat memengaruhi setiap bagian dari sistem pencernaan," jelas Kenneth Koch, MD, profesor kedokteran di gastroenterologi dan direktur medis dari Digestive Health Center di Wake Forest University Baptist Medical Center di Winston-Salem, North Carolina.
Usus dikendalikan sebagian oleh sistem saraf pusat di otak dan sumsum tulang belakang.
Selain itu, otak memiliki jaringan neuron sendiri di lapisan sistem pencernaan, yang dikenal sebagai sistem saraf enterik atau intrinsik.
Ketika dihadapkan dengan situasi yang berpotensi mengancam, sistem saraf simpatik merespons dengan memicu respon 'melawan atau lari'.
Melepaskan hormon stres kortisol untuk membuat peringatan tubuh dan siap untuk menghadapi ancaman tersebut, melansir Very Well Health.
Stres menyebabkan perubahan fisiologis, seperti kesadaran yang meningkat, pernapasan dan detak jantung yang lebih cepat, tekanan darah tinggi, peningkatan kolesterol darah, dan peningkatan ketegangan otot.
Ketika stres mengaktifkan respon 'melawan atau lari' di sistem saraf pusat Anda, ini dapat memengaruhi sistem pencernaan, seperti:
Baca Juga: 5 Manfaat Mengunyah Permen Karet, Cegah Bau Mulut Hingga Atasi Stres
- Menyebabkan kerongkongan menjadi kejang
- Meningkatkan asam di perut, yang menyebabkan gangguan pencernaan
- Membuat Anda merasa mual
- Menyebabkan diare atau sembelit
Dalam kasus yang lebih serius, stres dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke lambung, yang dapat menyebabkan kram, peradangan, atau ketidakseimbangan bakteri usus.
Bahkan, stres dapat memperburuk gangguan pencernaan, termasuk Irritable bowel syndrome (IBS), penyakit radang usus, tukak lambung, dan GERD.
Berita Terkait
-
Pelihara Hewan: Mood Langsung Happy, Stres Ikut Pergi!
-
10 Cara Efektif Mengendalikan Stres di Tempat Kerja, Selamatkan Diri dan Kesehatan Mentalmu
-
Otak Lemot Karena Scroll Media Sosial? Ini Cara Detoks Simpel dan Efektif
-
Sakit Hati Disebut Mirip Kuda Nil, Nathalie Holscher Pilih Operasi Potong Lambung
-
Terapkan Tahun Yobel, Mongol Stres Maafkan Sosok yang Bikin Hartanya Rp53 Miliar Ludes
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global