Suara.com - Saat kita kekurangan tidur tentu tubuh akan merasa lebih lemas dan sulit untuk fokus.
Menurut seorang profesor ilmu saraf dan psikologi di University of California, Berkeley, serta penulis buku 'Why We Sleep', Matthew Walker, kurang tidur dapat mengembangkan protein beracun di otak yang disebut beta-amiloid.
Semakin banyak protein beracun yang menumpuk, semakin besar risiko Anda terkena demensia di kemudian hari.
Di sisi lain, kurang tidur dapat membuat otak mencegah 'dirinya sendiri' untuk menangkap memori baru. Jadi, seolah-olah Anda merasa amnesia karena otak tidak dapat membuat dan menciptakan kenangan baru.
Sedangkan efeknya pada tubuh, kurang tidur memengaruhi sistem reproduksi.
Misalnya saja, pria yang tidur hanya lima hingga enam jam semalam memiliki tingkat testosteron yang setara dengan seseorang yang sepuluh tahun lebih tua darinya.
Jadi, kurang tidur akan membuat lelaki terlihat menua hampir satu dekade dalam hal aspek kejantanan dan kesehatan.
Selain itu, kekurangan tidur berdampak pada sistem kardiovaskular.
Sebab saat tidur di malam hari, tekanan darah serta detak jantung menurun. Jika tidak cukup tidur, jantung tidak beristirahat dan membuat tekanan darah meningkat.
Baca Juga: Meski Sehat & Bugar, Akibat Kurang Tidur Pria 37 Tahun Ini Terserang Stroke
Apabila Anda hanya tidur selama enam jam atau kurang, ada peningkatan risiko sebanyak 200% untuk mengalami serangan jantung fatal atau stroke.
Lalu, berapa seseorang bisa benar-benar bertahan untuk tidak tidur sebelum mengalami penurunan fungsi otak dan gangguan di dalam tubuh?
Melansir Business Insider, jawabannya adalah 16 jam. Saat itulah orang mulai mengalami penurunan mental dan fisiologis dalam tubuh.
Setelah dalam kondisi bangun selama 19 atau 20 jam, kapasitas mental akan terganggu. Ini sama saja seperti seseorang yang mabuk.
Oleh karena itu, Walker menyarankan orang-orang untuk tidur selama 8 jam untuk 'mendaur ulang' tubuh dan agar dapat berfungsi secara maksimal.
Berita Terkait
-
Benarkah Berat Badan Naik Saat Kurang Tidur dan Stres? Waspada Risiko Obesitas
-
Labirin Pikiran dalam The Crash: Lebih dari Sekadar Amnesia
-
6 Gangguan Serius Kurang Tidur, Termasuk Jantung hingga Alzheimer?
-
7 Mitos Protein, Benarkah Lansia Dilarang Banyak Protein?
-
47 Persen Orang Dewasa Terancam, Rahasia Gusi dan Hubungannya dengan Jantung: Diabetes dan Alzheimer
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan