Suara.com - Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga berimbas pada tenaga kesehatan yang bertugas di sana. Salah satunya terjadi pada dr. Soeko Marsetiyo yang tewasa saat kerusuhan di Wamena, Papua, pada 23 September 2019 lalu.
Hal ini tak hanya menimbulkan keprihatinan semua pihak khususnya dari kalangan kesehatan. Dokter yang telah mengabdikan dirinya puluhan tahun bagi masyarakat di daerah tanpa membedakan suku, agama, dan ras, harus mengalami kejadian tragis yang menyebabkan kematian. Dan bukan tak mungkin jika hal ini dapat terjadi pada tenaga kesehatan lain.
Hingga saat ini, kondisi di Wamena sendiri masih belum kondusif, di mana masyarakat dan petugas-petugas kesehatan masih mengungsi di rumah sakit daerah dan Kodam. Meski begitu, para petugas kesehatan ini tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Melihat kondisi ini, banyak pihak mendesak pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan aparat keamanan, untuk segera melakukan pemulihan kondisi di Wamena dengan pendekatan persuasif, agar situasi kembali aman dan tetap meningkatkan keamanan bagi seluruh petugas kesehatan dan sarana prasarana kesehatan di Wamena.
Bahkan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI), secara khusus dalam siaran pers yang disebarkan pada Jumat (27/9/2019) lalu, meminta semua pihak untuk tidak memperlakukan seluruh dokter/dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya secara tidak manusiawi, bahkan menyebabkan perlukaan dan bahkan kematian.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Moeloek, mengimbau para tenaga kesehatan di wilayah konflik Wamena, Papua, untuk beraktivitas menggunakan pakaian dinas.
"Kami mengimbau tenaga kesehatan, kalau mau pergi pakai baju kesehatan, pakai baju dokter, yang warna putih, kalau bisa yang ada tulisan 'kesehatan'", kata Nila dalam acara konferensi pers di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Hal tersebut, kata Menteri Nila, dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman.
Menteri Nila juga mengimbau agar petugas kesehatan yang merasa tidak aman tinggal di wilayahnya, untuk segera mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.
Menurut informasi terkini, ada sekitar 31 orang tenaga dokter yang masih berada di wilayah konflik di Wamena, Papua.
Baca Juga: Puji Wagub Sumbar Datang ke Wamena, Tokoh Papua Sindir Presiden Jokowi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern