Suara.com - Banyak yang beranggapan berkeringat menandakan olahraga telah berjalan baik. Oleh karena itu, saat berolahraga, orang akan berpikir belum cukup melakukannya saat belum benar-benar basah karena keringat.
Namun, benarkah keringat merupakan indikator latihan berjalan baik? Padahal, tidak semua orang berkeringat setelah melakukan latihan yang intens.
Selain itu, berkeringat juga bisa disebabkan oleh cuaca panas sehingga menilai sesi latihan berdasarkan jumlah keringat bukanlah hal yang benar.
Dilansir dari timesofinsia, berkeringat bukan berarti sesi olahraga berjalan secara efektif. Sesi latihan yang baik adalah mencoba hal yang baru, sekalipun hanya kemajuan kecil.
Pada akhir sesi olahraga, motif sebenarnya seharusnya tidak bukan keringat yang banyak tetapi mencapai tujuan dari sesi tersebut dan merasa lebih baik.
Efisiensi saat olahraga tidak bisa dilihat dari jumlah keringat yang keluar karena beberapa orang lebih banyak berkeringat karena masalah genetik.
Selain itu, orang-orang biasanya tidak berkeringat dalam sesi latihan kekuatan karena detak jantungnya tidak naik seperti saat latihan kardio.
Bukan itu saja, beberapa orang yang pilih melakukan latihan yang sama berulang kali untuk memastikan dirinya berkeringat sebenarnya tidak terlalu banyak diuntungkan karena justru menyebabkan overtraining dan penurunan berat badan.
Pada intinya, berapa banyak orang berkeringat sebenarnya tergantung pada beberapa faktor seperti genetika, tingkat hidrasi, dan lingkungan.
Baca Juga: Selain Bikin Berkeringat, Ini 5 Manfaat Lain Sauna
Berita Terkait
-
Futsal dan Kesehatan Fisik yang Berdampak Besar
-
Dari Fun Run Hingga Push Bike, Ini Dia Festival Gaya Hidup yang Memadukan Teknologi dan Olahraga
-
Padel dan Kesehatan Mental Gen Z, Olahraga yang Jadi Ruang Healing
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis