Suara.com - Umumnya, seorang anak perempuan akan mulai mengalami masa pubernya saat usia 10 atau 11 tahun. Namun, apa yang terjadi ketika seorang anak mengalami pubertas dini?
Berdasarkan Kids Health, pubertas sebelum waktunya bisa terjadi ketika gejalanya sudah mulai muncul di usia 7 atau 8 tahun.
Tanda-tandanya termasuk perkembangan payudara sebelum usia 7 atau 8 tahun, mulai menstruasi sebelum usia 10 tahun, dan percepatan pertumbuhan sebelum usia 7 atau 8 tahun.
Inilah yang terjadi pada anak 7 tahun bernama Tong Tong dari Ningbo, Zheijiang. Gadis kecil itu diduga mengalami pubertas dini akibat selalu tidur dengan lampu menyala.
Melansir World of Buzz, Tong Tong telah tumbuh 10 sentimeter dalam setahun. Awalnya, sang ibu senang. Namun, berubah cemas ketika suatu hari sang ibu memandikan putri kecilnya itu.
Sang ibu menemukan tubuh putrinya mulai tumbuh payudara dan merasakan beberapa benjolan kecil.
Karena khawatir, akhirnya sang ibu membawa Tong Tong ke dokter. Ketika diperiksa, dokter mengatakan tulang Tong Tong seperti seseorang yang berusia tiga tahun lebih tua.
Dokter menjelaskan, Tong Tong, yang saat ini tingginya 120 sentimeter, sedang mengalami pubertas dini dan folikel ovariumnya sudah meningkat secara signifikan.
Sayangnya sang dokter juga mengungkapkan sudah terlambat untuk merawat Tong Tong.
Baca Juga: Waduh, Produk Perawatan Ibu Hamil Bisa Memicu Pubertas Dini pada Anak!
Sang ibu terkejut dan menanyakan penyebabnya. Padahal, menurut sang ibu, dirinya tidak sering memberi gorengan, suplemen atau minuman.
Ternyata ini disebabkan oleh gaya hidup Tong Tong yang selalu menyalakan lampu saat tidur sejak tiga tahun lalu.
Dokter menjelaskan bahwa Tong Tong mengalami pubertas dini karena sekresi melatoninnya ditekan akibat terpapar cahaya.
Penurunan melatonin dalam tubuhnya mungkin telah mempercepat proses pematangan seksual dan menyebabkan Tong Tong mengalami pubertas dini.
Studi tentang fenomena melatonin ini pada masa pubertas telah dilakukan sebelumnya dan menghubungkan melatonin yang berlebihan dengan penurunan pematangan seksual.
WebMD juga melaporkan bahwa paparan cahaya dapat menghambat produksi melatonin, terutama pada malam hari ketika berada pada kinerja puncaknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?