Suara.com - Ingin Mendongeng Anak, Baiknya Lewat Lisan atau Digital Ya?
Kemajuan teknologi membuat aktivitas sehari-hari semakin mudah, termasuk dalam hal mendongeng. Kini hadirnya internet bisa membuat anak mudah menonton dongeng, tanpa perlu orang tua bercerita secara lisan.
Lalu, apa kata pakar soal fenomena dongeng digital ini?
Praktisi Literasi sekaligus Pendongeng Kak Reni mengatakan ia lebih memilih didongengkan langsung oleh orang tua atau orang dewasa. Sebab, mendongeng secara lisan menurutnya lebih mengena ke sisi emosional anak, nilai-nilai yang ingin disampaikan bisa diserap dengan cepat.
"Tetapi kalau kita melihat anak di gadget mendongeng, otomatis secara sosial emosional, kita tidak dapat menyentuh empati dan simpatinya. Tapi saya lebih memilih, saya lebih senang mendongeng langsung," ungkap Kak Reni kepada Suara.com beberapa waktu lalu di Jakarta.
Meski begitu, Kak Reni juga tidak menampik dongeng digital selain praktis juga sama-sama bermanfaat untuk menambah kemampuan literasi dan bahasa pada anak. Literasi sendiri nantinya akan membuat anak berpikir kreatif dan kritis, apalagi jika dimulai sejak dini.
"Kalau saya katakan, sebetulnya dua-duanya (dongeng digital dan manual) punya manfaat, karena kedua-duanya menyampaikan tentang literasi bahasa atau kemampuan aspek perkembangan anak di bahasa," tuturnya.
Nah, yang jadi masalah Reni berharap jangan sampai pengetahuan dan dongeng kepada anak cerita itu-itu saja. Di sinilah orang tua dituntut berpikir kreatif atau membuat cerita yang baru dan relevan bagi anak-anak zaman sekarang.
"Sebetulnya, anak-anak udah tahu cerita Malin Kundang, sudah tau di buku. Akhirnya saya berpikir, kita harus bikin sebuah cerita, dimana anak-anak harus tahu ciri khas dongeng ibunya ini, jadi saya sering menciptakann buku-buku hanya untuk mendongeng," tuturnya.
Baca Juga: Bak Latar Negeri Dongeng, Begini 5 Pesona Hutan De Djawatan di Banyuwangi
"Karena saya harus mampu mengalahkan gadget, jadi cara saya adalah bagaimana mendongeng menarik, bagaimana ciptakan lagu yang baik, dan akhirnya ciptakan buku-buku untuk mereka baca," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak