Suara.com - Duduk terlalu lama, terlebih tidak dibarengi dengan banyak bergerak dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang. Seperti yang terjadi pada lelaki 35 tahun ini.
Liu, lelaki asal China yang bekerja di perusahaan belanja online, menghabiskan waktu bertahun-tahun duduk di depan komputer setiap harinya.
Hingga suatu hari, pada 1 Oktober 2019 lalu ia didiagnosis dengan stenosis spinal cervical atau stenosis spinal, kondisi ketika kanal pelindung tulang belakang menyempit akibat degeneratif atau trauma.
Stenosis spinal merupakan menyempitnya ruang tulang leher belakang. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya fungsi tulang belakang dan menimbulkan nyeri, mati rasa, kaku, atau rasa lemas pada leher, lengan dan kaki, menurut Hellosehat.
Kemudian ia pergi ke tukang pijat untuk mengatasi rasa sakitnya. Tapi, keesokan paginya ia justru harus dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan laporan medis, masalah tulang pada Liu sudah menumpuk selama bertahun-tahun karena dia sering melihat ke bawah ketika bekerja dan menyebabkan ketegangan di lehernya.
Satu tahun yang lalu, Liu sebenarnya sempat dirawat di rumah sakit akibat merasa tidak nyaman di leher dan area tubuh bagian atasnya.
Pemindaian MRI saat itu menunjukkan bagian antara cakram serviks (yang berada di tulang belakang) mengalami kondisi yang buruk dan perlu dioperasi.
Namun, melansir World of Buzz, karena keluarganya konservatif dan tradisional mereka memilih pijat dan akupunktur untuk merawat Liu.
Baca Juga: Santap Daging Sapi Beku, Bocah 10 Tahun Lumpuh dan Meninggal
Sampai akhirnya tahun ini, kondisi Liu menjadi lebih buruk. Ia tidak dapat menggerakan anggota tubuh bagian bawahnya, sehingga ia meminta keluarganya untuk membawanya ke rumah sakit.
Hasil pemeriksaan CT Scan memperlihatkan kanal tulang belakang di leher Liu menyempit secara tidak normal dan menjepit sarafnya yang menyebabkan kelemahan pada tungkai bawahnya.
Sayangnya, bahkan setelah ia dioperasi, Liu masih tidak bisa menggerakkan anggota tubuh bagian bawah dan dokter mengatakan kemungkinan ia tidak bisa lagi menggunakan kakinya seumur hidup.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Neck Cream untuk Wanita Usia 30 Tahunan, Cegah Kerutan
-
Bukan Cuma Bungkuk, Ini 5 Cara Sederhana Mencegah Skoliosis Biar Gak Makin Parah
-
Penelitian Baru Ungkap Rahasia di Balik Leher dan Kaki Panjang Jerapah
-
Rahasia Gelap di Balik Duduk Terlalu Lama: Dari Otot Menyusut Hingga Mood Ambyar
-
Stop Duduk Terlalu Lama! Otak Bisa Melemah Hingga Kesehatan Terancam
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?