5. Pembalasan untuk intimidasi sebelumnya
Anak-anak yang menjadi korban intimidasi kelompok, sangat mungkin untuk cenderung menggertak anak-anak sebagai balasan. Beberapa remaja dan anak-anak yang telah menjadi korban intimidasi akan membalas dendam. Anak-anak merasa tindakan mereka dapat dibenarkan, dan bahkan merasa lega ketika mereka juga dapat mempermalukan seseorang.
Seringkali korban bagi anak-anak ini adalah seseorang yang lebih lemah, sehingga ini bisa menjadi semacam lingkaran setan.
6. Kurangnya rasa empati
Beberapa anak mungkin menikmati bullying dan membuat lelucon karena mereka tidak memiliki empati. Mereka hanya tidak mengerti bagaimana rasa sakitnya. Itulah sebabnya penting untuk menjaga perkembangan emosi pada anak-anak kita.
Merasakan apa yang orang lain rasakan dapat membantu Anda membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
7. Kurang perhatian
Anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian dari orang dewasa. Mereka perlu merasa diperhatikan. Ketika seorang anak menjadi 'tidak terlihat', itu dapat menyebabkan perkembangan perilaku agresif, termasuk mengintimidasi orang lain.
Tindakan mereka bisa menjadi permainan di mana mereka akan mencoba untuk mendapatkan perhatian dan persetujuan dari orangtua mereka, tetapi mereka sebenarnya tidak tahu persis bagaimana melakukannya dengan cara yang benar. Anak yang dilupakan menjadi pengganggu, dan sampai batas tertentu, itu akan membuat mereka lebih terlihat.
8. Stereotip dan prasangka
Penindasan berdasarkan stereotip dan prasangka dapat terjadi di mana saja. Anak-anak dapat menjumpainya di sekolah, di internet, atau di kafe, dan itu muncul dari keyakinan bahwa kelompok orang tertentu pantas diperlakukan secara berbeda.
Semua orang ingin merasa istimewa, dan ketika seorang anak berpikir bahwa mereka lebih baik daripada yang lain karena status sosial mereka atau karena alasan lain, itu menciptakan jenis perilaku tertentu yang dapat mencakup bullying.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah