Suara.com - Rehabilitasi Pasien Stroke, Ini Manfaat Hydrotherapy
Setiap tahun dunia memperingati World Stroke Day atau Hari Stroke Sedunia yang jatuh pada 29 Oktober.
Peringatan tersebut tidak lain sebagai pengingat betapa berbahayanya penyakit katastropik tersebut. Bahkan menurut data WHO, 1 dari 4 orang akan mengalami serangan stroke dalam hidupnya.
Meski preventif lebih baik daripada mengobati, tapi tak ada salahnya mengenal salah satu metode perawatan bagi pasien stroke. Salah satunya adalah metode hydrotherapy.
"Hydrotherapy ini artinya rehabilitasi pasien stroke yang dilakukan di air, dengan media air. Kalau kita latihan di tempat tidur dilatih oleh terapis, itu berarti medianya udara. Nah kalau hydrotherapy ini di air," kata Spesialis saraf dari Pusat Terapi Robotik Pasca Stroke Klinik Wijaya, Dokter Sukono Djojoatmodjo kepada media beberapa waktu lalu.
Meski pemilihan terapi tetap wewenang dan sesuai assessment dokter, namun hydrotherapy dianggap sesuai bagi beberapa pasien stroke yang memasuki tahap pemulihan lebih lanjut.
Pertama, media air dianggap dapat membantu pasien stroke merasa tubuhnya lebih rileks. "Dengan air suhunya di 30 derajat, mereka lebih rileks, lebih enak dan suasananya juga lebih nyaman," tambah Dokter Sukono.
Kedua, medium air juga membuat massa tubuh pasien 30 persen berkurang. Sehingga dapat membuat mereka melakukan gerakan-gerakan terapi lebih mudah. "Itulah yang membuat pasien menjadi lebih maju secara fungsional dari ketidakmampuan fisik akibat stroke-nya."
Baca Juga: Stroke Lebih Berisiko Terjadi pada Wanita, Terutama dengan Kondisi Ini
Saat melakukan hydrotherapy, pasien biasanya akan diminta melalukan gerakan-gerakan seperti peregangan, keseimbangan, dan berjalan di dalam air dengan kedalaman 1 meter.
Mereka juga akan dibekali pelampung di bagian badan, kaki, tangan hingga leher.
Meski demikian, Dokter Sukono menolak anggapan bahwa satu terapi lebih baik dari terapi lainnya. "Tidak bisa dikatakan mana yang lebih efektif. Ada kondisi-kondisi tertentu yang kita nilai bahwa lebih baik kita berikan latihan di air. Misal merasa lebih nyaman dan rileks di air daripada di tempat tidur atau pasien sudah bisa buang air kecil sendiri," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group